Mohon tunggu...
Arung Wardhana Ellhafifie
Arung Wardhana Ellhafifie Mohon Tunggu... Sutradara film -

Buku Terbarunya Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (dan 7 lakon lainnya); (bitread, 2017), Gidher (Ladang Pustaka, 2017), Gambir (bitread, 2017), kumpulan puisi tunggal ; Mancok (Pustaka Ranggon, 2018), Mampus (Pustaka Ranggon, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Drama

Monolog "Artis Papan Atas"

16 Maret 2016   19:20 Diperbarui: 16 Maret 2016   19:36 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Gimana sih elo, gue kan sudah berulang kali ngomong kalau siang gue gak makan gituan, apa itu? Sampah. (SIBUK MAKEUP) Makanya elo sebagai PU, kerja yang bener, perhatiin setiap kali gue bilang, anjing. (TAMPAK SEPERTI PENCATAT SCRIPT MUNCUL, MEMBENTAK KE PENCATAT SCRIPT) Elo lagi, tenang aja, gue pasti hafal skenarionya, gak usah diburu-buru. Gue belum selesai makupnya, masih lama karena gue juga belum makan, baru nanti gue baca setelah selesai makannya. (MEMBANTING SKENARIO) Apa? Gak terima? (KE ASISSTEN SUTRADARA YANG TAMPAK SEKETIKA MUNCUL) Apa elo? Elo juga sebagai astrada, bisanya nungguin, gue udah bilang gak bisa di buru-buru, bilang aja sama sutradaranya, ntar! Sana ngomong! (MASIH SIBUK MAKEUP,  SEOLAH-OLAH PENCATAT SCRIPT MASIH MENUNGGU) Yaudah deh, eh pencatat script, mana skenarionya, elo lagia, seharusnya dari tadi elo kasih ke gue, begitu mau take elo kasih. Tahi elo.

 

ARTIS PAPAN ATAS BERGANTI DRES, LEBIH ANGGUNG DAN MEMIKAT MATA PENONTON, BAHKAN SANGAT TERLIHAT GLAMOUR. DIA MELANGKAH PELAN-PELAN SEMBARI BERAKTIFITAS, MEMAKAI STOCKING LABA-LABANYA MAUPUN SEPATU HAK TINGGINYA.

 

Aku kira tak ada pernah ada yang salah kalau rakyat jelata bermimpi menjadi artis, aku kira tak ada hukum yang melarang setiap artis, yang punya tujuan meniduri para kaum feodal, (JEDA) aku kira tak pernah ada hukum yang melarang setiap artis menjadi pelacur kelas atas, bebas mengundang lelaki manapun sesukanya, mentri , kepala dinas, bahkan presiden sekalipun bebas tidur denganku. Karena ini caraku mencari nafkah, dan halal bagiku, adakah teori yang mengatakan kalau yang aku lakukan salah? Adakah hukum yang melarangku? (JEDA) Hukum yang mana? Agama yang mana? Semuanya hanya omong kosong saja, karena banyak pemikir materialisme, yang mengatakan kita tidak akan pernah hidup dengan dunia harta benda, kita akan mati kalau bermusuhan dengan keduniaan, kita tak akan pernah makmur dengan gaya hidup sosial dan manusia di sekitarnya. Manusia mutlak hidup bersosial, sementara kebutuhan manusia semakin berlomba dengan kemajuan teknologi. (JEDA) Maka syah jika aku mengatakan kalau zina adalah pekerjaan yang halal, zina akan dilegalkan di negeri ini, dan aku akan menajdi perempuan pertama yang mendukungnya. (MELIHAT KEDATANGAN TUAN MENTRI) Marilah tuan mentri, sekarang giliran anda, silahkan anda menikmati tubuhku sepuasnya, karena tubuhku tak akan senikmat tubuh istrimu yang sudah tua renta, malaikatpun akan memberikan kita pahala dan melaporkan kepada Tuhannya, masuklah Tuan!

 

SUTRADARA YANG KINI MENJADI ARTIS TENGAH BERSENGGAMA DENGAN MENTRI KESAYANGANNYA, HINGGA PERSETUBUHAN MEREKA MENCAPAI TITIK PUNCAK. ORGASME YANG SANGAT MENYENANGKAN. LALU MERAIH BOTOL MINUMAN, HINGGA DIRINYA MABUK BERMANDIKAN BIR DI SEKUJUR TUBUHNYA.

 

Tuan mentri yang terhormat, engkau adalah Tuhanku, engkaulah yang memberikan kehidupanku, engkaulah yang menyelesaikan penderitaan keluargaku, di saat segalanya menyiksa kehidupan keluargaku bertahun-tahun lamanya, (JEDA) engkaulah yang telah memberikan istana buat kedua orang tuaku. (JEDA) Kemiskinan sudah menjadi sirna, dan kini aku selalu hidup dengan kaum sosialita, para borjuis, asyik berjudi, pesta pora setiap malam di night club, dan seks bebas adalah kebahagian tebesar dalam hidupku, inilah surga Tuhan sesungguhnya, Tuan. (JEDA) Aku juga sudah mulai terbiasa dengan berderma ke panti-panti sosial, membangun sekolah-sekolah, rumah-rumah ibadah sebanyak-banyaknya berkat tubuh yang kugadaikan setiap saat pada engkau, Tuan. (JEDA) Kau patut kusembah, Tuan. Karena Tuan aku memiliki mobil berlimpah, rumah megah, proyek fiktif untuk rakyat kini kau bagi denganku. (JEDA) Rakyat jelata memang sekumpulan bangkai, Tuan! Mereka selayaknya memang dibunuh, Tuan mentri yang mulia. Sekali lagi aku mengucapkan terima kasih, Tuan. Hati-hati di jalan Tuanku.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun