Oleh : Pep Guardiola (biar gaya pake oleh2)
Pernahkan anda mengalami stres ketika dalam sebuah diskusi alot bin ngawur dimana lawan bicara anda berkata begini “anda setuju dengan saya berarti anda cerdas, anda tidak setuju berarti otak anda perlu di upgrade”. Saya jamin, tidak alasan untuk tidak geram melihat manusia berperilaku seperti ini. Saya sendiri kalau bertemu manusia begini rasanya ingin sekali menembakan sebuah sniper tepat di kepalanya yang bebal dan egois itu hingga menembus tengkorak dan otak hingga merobek2 syaraf narsis tingkat dewa yang ada dalam kepalanya itu.
Kalimat yang bikin geram di atas di istilahkan dengan fetakompli (fait accompli dalam istilah asing), dimana kita di hadapkan atau lebih tepatnya di jebak secara terang-terangan untuk tidak boleh tidak bahwa kita harus setuju atas apapun yang dia ucapkan atau dia lakukan dengan standar yang dia buat sendiri secara sepihak. Dengan kata lain kita di benturkan pada dua buah pilihan yang sama-sama bukan memrupakan pilihan yang tepat. Kita di “skak mat”. Mati total. Namun saya yakin anda sudah lebih dulu faham makna harfiah dari fetakompli ini. Yang saya ingin sampaikan bahwa kalimat fetakompli di atas bukan sekedar kalimat biasa yang keluar begitu saya, melainkan berakar dari sebuah prinsip hidup orang atau manusia yang bersangkutan.
Sadar atau tidak kita sering berhadapan dengan hal yang bersifat fetakomli begini, mulai dari skala paling besar hingg terkecil.
Kita ambil contoh, orde baru (ORBA) ini adalah sebuah kondisi fetakompli dalam skala besar2an. Bahasa jelasnya boleh kita sebut orba sebagai politik fetakompli. Dimana ketika itu, soeharto berhasil sebuah pasal2 imajiner yang bikin masyarakat indonesia tidak bisa berbuat apa-aa selain tunduk dan patuh pada soeharto. Pasal imajiner tersbeut begini, satu, Soeaharto tidak pernah salah, dua, kalau salah maka lihat pasal satu, tiga, kalau anda ngeyel menyalahkan soeharto maka anda yang salah. Nah lo. Asik bukan?
Contoh selanjutnya, ada Stand Up Comedy, yang belakangan di gembar-gemborkan sebagai komedi cerdas. Kenapa ini saya katagorikan sebagai sebuah fetakompli, karena menurut salah satu tokoh stand up comedy ini (saya lupa namanya karena gak terkenal dan gak penting) stand up comedy adalah humor cerdas, maka kalau anda nonton stand up comendy lalu anda tidak tertawa mungkin ada yang salah dengan kecedasan anda. Rasanya kalau saya punya pedang samurai, ingin saya tebas lehernya hingga menucurkan darah kecerdasan untuk kemudian saya minum siapa tahu setelah minum darahnya saya jadi ikutan cerdas dimana ini sangat di butuhkan dalam mengapresiasi lawakannya yang cerdas itu.
Contoh berikutnya, sejujurnya ini saya temukan di kompasiana ini. Setelah tadi bongkar2 saya menemukan sebuah tulisan yang isi komentarnya mencerminkan prinsip fetakompli sang penulis. Cirinya sangat gamblang, tepat seperti kalimat pembuka saya, dimana dalam tkomentar ini terlihat banyak kritikan pada si penulis, tapi si penulis bukanya mejawab kritikan tersbut dengan argumen yang seimbang yang bersifat memberi pemahaman malah dengan seenak kepalanya men-sortir komentar tersebut kedalam dua kelompok, kelompok pertama adalah kelompok pro, dengan jawbaan begini, terimakasih anda memang cerdas memahami tulisan saya. Kelompok komentar kedua (mayoritas) adalah kelompok yang kontra dengan jawaban begini, silahkan anda ngomong apa saja, tapi upgrade dulu otak anda.
Jujur setelah melihat contoh terahir saya sampai mengalami stress, karea menyaksikan betapa bebal dan keras kepala manusia seperti ini. Lalu stress memikirkan bagaimana caranya menyadarkan manusia seperti ini. Kalau ikut2an berkomentar disana mustahil, lha melihatnya saja sudah stress bagaimana kalau ikut komentar, mungkin saya bisa gila dan tewas secara mengenaskan.
Alhasil saya menyimpulkan kalau sikap mengeluarkan pernyataan yang bersifat fetakompli adalah sebuah prinsip hidup manusia yang bersangkutan. Ini biasanya karena sikap egois, mau menang sendiri, narsis kelas dewa, di dukung otak yang tumpul dan bebal. Sehingga dia tidak mampu memahami kodisi yang ada du luar kepalanya, melainkan hanya mendewakan kepalanya sendiri. Standar kebenaran utama bagi orang seperti ini adalah kepalanya sendiri, sehingga kalau ada yang tidak sesuai dengan daya tangkap nalarnya dia generalisir sebagai tidak cerdas dan salah. Dengan kata lain, prinsip hidup seperti adalah individualisme mendarah daging atau di sebut anti sosial.
Untuk mengatasi prinsip fetakompli begini tidak ada jalan lain kecuali di bunuh. Seperti orde baru yang sulit sekali di basmi kecuali di basmi mulai dari akarnya. Silahkan siapa yang mau bunuh duluan!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI