Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Akhirnya Saya Kena Covid-19 (Juga)

1 Agustus 2021   13:50 Diperbarui: 2 Agustus 2021   06:39 3212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seminggu sekali keluarga di Jakarta mengantarkan logistik makanan dan keperluan lain terkait pekerjaan kami.

Siap Vaksin (Lagi)

"Kok bisa kena Covid-19, padahal udah vaksin?"

Pertanyaan yang tidak lelah ditanyakan. Jawaban pun juga sudah banyak tersebar di banyak media. Ada juga yang pura-pura bertanya. Tidak ketinggalan bagi mereka yang menggorengnya untuk tujuan politis.

Saya memilih judul, "Akhirnya Saya Kena Covid-19 (Juga)" bukan tanpa sebab. Kata "Juga" mengisyaratkan kita sedang arisan. Hadiahnya adalah Covid-19. Terpapar virus jahanam ini memang seperti nunggu giliran, sampai suatu saat kita berkata, "Ya, akhirnya kena juga."

"Juga" semakin punya arti yang kuat setelah varian Delta masuk Indonesia. Penyebarannya yang masif, membuat prosentasi kita terpapar semakin tinggi. Sekuat apapun prokes yang kita lakukan, kita juga harus siap menghadapi kemungkinan tertular.

Kesiapsediaan kami ditunjukkan melakukan vaksin. Saya vaksin pertama duluan, tanggal 8 Mei 2021 di Sentra Vaksin Serviam. Seharusnya vaksin kedua tanggal 31 Juli 2021. Jedanya cukup lama, hampir 3 bulan, karena saya dapat AstraZeneca. Sedangkan Sari sudah mendapat vaksin kedua pada 11 Juni 2021. Dia ikut vaksin gotong royong, yakni Sinopharm.

Berdasarkan pengalaman, kami mengamini narasi yang mengatakan bahwa vaksin bukan obat Covid-19 tetapi berguna untuk memperingat gejala seandainya terpapar Covid-19. Puji Tuhan, gelaja yang kami rasakan tidak parah. Sari yang gejalanya terbilang lebih parah ketimbang saya, pun masih tergolong ringan.

Hasil Rontgen juga menunjukkan kebenaran narasi tersebut. Paru-paru saya menunjukkan benar ada infeksi virus. Tandanya adalah bercak putih atau berkabut pada paru-paru. Untungnya perkabutan itu tidak banyak dan setelah konsultasi ke dokter Halodoc dinyatakan aman. Hasil Rontgen Sari malah lebih bagus. Dokter menyatakan nyaris bersih.

Isoman seharusnya 2 minggu. Namun kami menambah menjadi 3 minggu, dengan harapan bisa langsung negatif. Walaupun banyak literasi yang menunjukkan bahwa sebenarnya tanpa swab test, PCR maupun antigen, harusnya aman untuk kembali ke keluarga untuk yang tanpa gejala atau gejala ringan. Tapi kami ingin buat keluarga dan teman kantor merasa aman dan nyaman dengan melakukan tes PCR.

Tepat 3 minggu sejak isoman, 31 Juli 2021 kami berangkat ke Bumame Bogor untuk PCR. Suasana beda sama sekali. Kalau dulu begitu rame dan antri bisa 1,5 jam, kini hanya antri 4 mobil. Jalurnya dari 2 jadi 1 saja, begitu juga nakes yang melakukan swab juga dari 2 jadi seorang saja.

Setelah menunggu 8 jam, hasilnya kami berdua negatif. Sekali lagi, kami aturkan banyak syukur dan pujian kepada Dia sumber hidup dan kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun