Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Akhirnya Saya Kena Covid-19 (Juga)

1 Agustus 2021   13:50 Diperbarui: 2 Agustus 2021   06:39 3212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seminggu sekali keluarga di Jakarta mengantarkan logistik makanan dan keperluan lain terkait pekerjaan kami.

"Ya kamu harus tes juga," kata saya.

Setelah jeda sebentar, kami kembali ke Bumame Bogor. Seperti dugaan semula, Sari juga positif. (Ya eyalahhh, hahaha).

Lalu kami masuk ke rumah untuk koordinasi. Hasilnya, pertama, kami memutuskan untuk tidak memberitahu keluarga saya. Kedua, koordinasi dengan keluarga di Jakarta. Ketiga, mempersiapkan skenario isoman. Semua dilakukan dengan tenang dan happy.

Dari keluarga saya, yang dikabari hanya sepupu di Bogor. Keluarga Mbak Titin. Tujuannya adalah keluarga terdekat, termasuk dari jarak rumah. Prinsip yang saya pakai adalah "Jogo Dulur, Jogo Tonggo." Kalau ada apa-apa saya percayakan kepada keluarga ini.

Saya tidak beritahu keluarga lain, termasuk orang tua di Palembang dengan tiga pertimbangan utama.

Pertama, kondisi kami baik. Yang dirasakan gejala ringan. Kedua, bayangan yang terlanjur terpatri bahwa Covid-19 seram dan mematikan. Jadi, takut membuat orang tua kepikiran. Ketiga, jika satu -- dua keluarga tahu, maka kemungkinan besar akan menyebar. Ada kemungkinan akan ada pertanyaan yang masuk melalui media sosial. Bukannya keberatan, tetapi saya mempersiapkan skenario terburuk kalau nantinya sakit kami menjadi parah. Sehingga kami gak bisa merespons perhatian yang datang.

Kami lalu memberitahu berita ini ke Keluarga Kramat dan Keluarga Kelapa Gading. Pikiran utama kami tertuju kepada ibu yang sudah 82 tahun. Maka kami minta Keluarga Kelapa Gading untuk membawa ibu tes juga. Labnya sama, Bumame Sunter, Jakarta. Lalu ponakan juga tes, karena di hari Jumat saya satu mobil dengan dia. Tapi kami berdua pakai masker double. Hasil keduanya, Puji Tuhan, negatif.

Satu persoalan selesai. Berikutnya mempersiapkan isoman. Kami putuskan untuk isolasi mandiri di Bogor. Namun, kami harus pulang ke Kramat untuk mengambil barang. Juga ke Kelapa Gading untuk mengambil alat kerja dan logistik untuk 1-2 hari ke depan.
Kami pamit dengan Ibu untuk kembali ke Bogor. Kami saling melambai tangan. Tampak wajah ibu dari balik pintu kaca sedikit khawatir, tetapi penuh keyakinan. Doanya pasti menyertai kami.

Tercatat, hari Minggu, 11 Juli 2021 secara resmi kami mulai isoman. Kami juga lapor ke Ketua RT dengan melampirkan hasil tes.

Sampai sore kami masih menertawakan keadaan. Apalagi memang saya beberapa kali membayangkan kalau suatu saat kena Covid-19, akan isoman di Bogor. "Kamu sih! Gara-gara kamu nih bayang-bayangin yang enggak-enggak, sekarang beneran kejadian!" canda Sari.

Malam menjelang. Kompleks perumahan masih seperti biasanya. Sepi. Anak-anak yang biasanya bermain di depan rumah berangsur pulang. "Hayo pulanggg, udah magrib," terdengar teriakan ibu mereka dari rumah masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun