Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Akhirnya Saya Kena Covid-19 (Juga)

1 Agustus 2021   13:50 Diperbarui: 2 Agustus 2021   06:39 3212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seminggu sekali keluarga di Jakarta mengantarkan logistik makanan dan keperluan lain terkait pekerjaan kami.

Sarapan menunya adalah telor rebus satu. Matang. Direbus dengan suhu rendah. Susu 250ml. Susu ya, bukan SKM. Dan bukan susu beruang, tapi susu sapi. Karbohidrat didapat dari roti.

Setelah jeda 1 jam, saatnya minum obat. Dilanjutkan dengan agenda berjemur. Nah, soal jemur2an ini memang bikin puyeng. Dari berbagai sumber yang dapat dipercaya saja, ada begitu banyak versi. Bahkan tidak jarang saling bertentangan.

Akhirnya, kami ambil kesimpulan untuk dipraktikkan. Waktu berjemur jam 9 -- 13.00. Jika berjemur dilakukan jam 9 -- 11 maka lamanya berjemur 20 menit di bagian punggung dan 10 menit bagian dada. Jika berjemur jam 11 -- 13 maka lamanya 10 menit bagian punggung dan 5 menit bagian dada.

Bagian belakang tubuh lebih lama karena ada banyak syaraf penting di punggung. Hal inilah yang menjelaskan mengapa pijat sehat itu selalu di bagian punggung. Bukan di bagian dada. Hayo, logis kan? Hahaha

Jika ada pertanyaan, pake bajunya apa? Kami mengikuti aliran 80 persen tubuh terbuka. Tidak tertutup kain. Nah kalau untuk ini, hanya saya yang bisa mempraktikkan. Sari tidak memungkinkan karena belum punya area private. Hasilnya, tubuh saya berwarna tun sempurna!

Setelah berjemur, minum vitamin. Dilanjutkan dengan masak. Nyaris 2 minggu kami tidak beli makanan jadi. Kami ingin fokus pada penyembuhan sehingga memastikan setiap asupan yang masuk.

Bahan masakan beli secara online. Selama isoman, kami tidak keluar rumah. Sekalipun ke tukang sayur kompleks yang jaraknya hanya 100 meter. Selain beli online, kami mendapat kiriman dari Keluarga Mbak Titin di Bogor. Lalu juga seminggu sekali Tim Satgas Kelapa Gading (Kakak), datang untuk drop logistik mentah dan juga ada makanan jadi buatan Ibu di Kramat.

Ohya, ada hal menarik soal makanan ini. Setiap siang selalu ada kiriman makanan, entah berupa lauk atau sayur. Pengiriman ini berlangsung selama 5 hari. Di hari pertama Isoman, kami mendapat 1 liter susu yang diantar oleh satpam. Dan di hari kelima, hari terakhir pengiriman makanan, kami mendapat empon-empon berbentuk kapsul. Entah dapat dari RT secara swadaya, Puskesmas, atau dari hamba Tuhan.

Bersyukur sekali selama isoman dapat perhatian. Kami juga mendapat WA dari Puskesmas. Walau tidak memberikan vitamin dan hanya menawarkan obat kalau sudah habis, tetapi itu sudah cukup bagi kami. Di akhir isoman, Puskesmas juga mengirimkan surat bebas pantau.

Makanan yang kami masak selama isoman hampir tidak ada yang digoreng. Seminggu pertama, tidak ada goreng-gorengan. Tidak juga menyentuh makanan instan seperti mie. Makanan pertama yang kami masak adalah bakso, sekaligus untuk stok. Tiap hari ada makanan kuah berempah. Ini sangat membantu untuk melegakan tenggorokan dan hidung.

Kuncinya soal makanan di masa isoman adalah makan sebanyak mungkin makanan secara seimbang. Ingat, seimbang. Jangan nasinya aja yang banyak, atau hanya makan buah dan sayur, atau protein saja yang dikonsumsi. Sekali lagi, SEIMBANG!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun