Cemburu. Apakah ini tanda cinta, atau hanya ingin memiliki hatiku? Cemburu, ada di secuil ceritamu tadi malam. Cemburu, mengintai di setiap jeda nafasmu.
"Aku jatuh cinta padamu, pada pandangan pertama. Saat awal bertemu, aku sudah yakin, bahwa kaulah takdir cintaku." katamu.
Saat itu. Saat di mana cemburu belum menguasaimu dan membelengguku, hingga sesudahnya aku kehilangan nafas beberapa detik lamanya. Lalu kemudian cinta membelenggu, sementara cemburu mengikatnya. Bagaimana aku bisa bergerak, sementara kau tersenyum kegirangan karenanya.
"Fe, aku mencintaimu, sungguh. Aku begini karena demikian besarnya cintaku padamu,"
"Tapi kau tak memberi ruang bagiku untuk bernafas lega." jawabku.
"Bersandarlah di dadaku, kau akan mendengar degup jantungku, berirama dendang cinta,"
Lalu kau sajikan keindahan dalam makan malam kita.
"Ini cinta, ini cemburu, ini rindu, ini sayang dan ini aku." katamu. Semua tersaji dalam satu piring. Sedangkan minumnya adalah jus hati.
Aku ternganga. Cemburu ada di makan malammu.
Oh, cinta benar-benar telah membelenggu, sementara cemburu telah mengikatnya.
Semarang, 15 Juli 2017.