Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Gigantes Island, The Island of Giants

10 Desember 2019   22:25 Diperbarui: 11 Desember 2019   17:27 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filipina yang tengah menjadi penyelenggara SEA Games tahun ini, merupakan negara kepulauan seperti Indonesia, yang terdiri dari banyak pulau. Sama seperti Indonesia, pulau-pulau di Filipina juga identik dengan laut, pantai, dan gunung yang indah. Untuk para penikmat alam, Indonesia dan Filipina, menurut saya, adalah surganya.

Isla Gigantes atau Pulau Gigantes, terletak di Provinsi Iloilo, Filipina. Untuk mencapai pulau Gigantes, dapat menggunakan pesawat dari Manila menuju Iloilo, dengan waktu tempuh 1 jam 10 menit.  Dari Iloilo city ke Gigantes Island masih membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam menggunakan jalan darat. Ketika itu kami berenam, menggunakan kendaraan umum. Dari airport Iloilo, naik jeepney, kendaraan umumnya Filipina, menuju terminal bus Tagbag, untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan kendaraan umum menuju Port Estancia.  

Di terminal Tagbag kami makan siang terlebih dahulu. Warung-warung makan disini hampir mirip warung di Indonesia. Harganya juga tidak mahal. Berhubung saya satu-satunya orang asing, maka saya ikut saja kemana dibawa teman-teman lokal :D

Kemudian kami melanjutkan perjalanan menggunakan van. Mirip-mirip kendaraan umum elp di kota-kota kecil di Indonesia, yang duduknya dempet-dempetan. Kendaraan hanya berhenti kalau supir mau pipis :D Lucunya, supir bisa pipis sembarangan. Kalau di Indonesia, laki-laki biasanya mencari pohon atau tempat tersembunyi untuk kencing, disini mereka cuma berdiri membelakangi mobil dan kencing disitu :D

Tapi mungkin itu orang-orang yang belum tahu malu saja. Karena selama tinggal di Manila, saya cukup sering jalan-jalan sekitar kota, bahkan ke tempat-tempat kumuh dimana biasanya ada bangunan gereja tua yang indah peninggalan jaman dulu. Tetapi saya belum pernah melihat orang kencing sembarangan begitu :D


Perjalanan menuju Port Estancia, terminal Ferry terdekat ke Gigantes Island, seperti perjalanan Bandung-Jakarta via Purwakarta dulu, sebelum ada jalan tol Padalarang.

Sampai di terminal bis Estancia, kami menuju Port Estancia naik tricycle, becak khas Filipina, yang mirip-mirip becak motor di Medan. Kami berenam, semuanya orang dewasa, naik satu tricycle saja. Ada yang duduk di jok tempat duduk, ada yang dibawah, ada yang disamping, semua bisa masuk. Jadi ingat waktu masih kecil naik becak rame-rame ada yang duduk dibawah, ada yang dipangku, dan abang becaknya sampai ngos-ngosan saking beratnya. Tetapi di Filipina, memang begitulah kebiasaan naik tricycle, jadi bukan karena kami mengirit-irit pengeluaran.

Sampai di Estancia Port, sambil menunggu jemputan, kami ngopi-ngopi di warung kopi di pinggiran dermaga. Penikmat alam memang harus bisa ngopi dan makan dimana saja :D

O ya, menurut literatur yang saya baca, asal mula nama Gigantes adalah karena telah ditemukan beberapa peti mati disebuah gua, berisi sekumpulan tulang-tulang raksasa, maka jadilah nama pulau itu menjadi Gigantes island.

Akhirnya jemputan kami datang juga, perahu motor yang akan membawa kami ke penginapan di pulau Gigantes. Cukup lama kami naik perahu itu, dan ditengah perjalanan, hujan deras turun. Perahu motor kami adalah perahu nelayan yang terbuka. Saya sampai berdoa didalam hati, memohon pada Tuhan, agar tidak ada taifun, dan meyakinkan diri bahwa orang di pulau ini sudah biasa berperahu ditengah hujan, jadi mereka pasti tahu apa yang harus dilakukan. Plastik yang menutupi, cukup melindungi kami dari curah hujan, namun tidak dari cipratan air laut. Jadi jika ada yang mau ke pulau ini, sebaiknya membawa kacamata pelindung, karena air laut terasa perih dimata karena mengandung garam.

Ketika hari mulai gelap, kami masih dalam perjalanan, namun untungnya hujan sudah berhenti. Perjalanan dari Port Estancia ke penginapan kami, MJ's beach inn, sekitar 1-1.5 jam.

Sampai di penginapan, rupanya ada masalah dengan perahu kami, sehingga kami harus berjalan di pantai, dalam gelap, mulai dari air sepaha. Untungnya barang-barang kami sudah ada yang membawakan, sehingga kami berjalan di pantai, hanya perlu membawa diri saja.

Penginapan ini berupa homestay di pinggir pantai. Kami berenam tidur dalam satu kamar, dengan tempat tidur bertingkat dan kamar mandi didalam, serta ada beberapa di luar. Model-model backpacker.

Makan malam di hari pertama, ada sea food dan daging ayam. Lumayan mengganti kelelahan dan kecemasan kami dalam perjalanan laut tadi. Seorang teman yang vegetarian mendapat sayuran rumput laut yang ketika saya coba, ternyata enak juga.

Malam pertama itu kami gunakan untuk menikmati makan malam dan karaokean di halaman penginapan. Karaokeannya harus memasukan koin ke tempat yang sudah disediakan, barulah kita bisa pilih lagu. Orang Filipina suaranya bagus-bagus, seperti orang Batak dan Ambon.

Keesokan paginya, kami memulai perjalanan kami, dari satu pulau ke pulau lain, dengan transportasi perahu motor yang sama dengan yang menjemput kami dari Port Estancio.

Cabugau Island

Di pulau pertama yang kami singgahi, yaitu Cabugau Island, kami 'meresmikan' perjalanan dengan jump shot di pantai. Kemudian kami dilepas di laut untuk berenang sesuka hati. Namun demikian tour guide kami yang adalah penduduk setempat, tetap menemani dan mengawasi kami. Disitu kami menemukan cumi-cumi besar, dan rupanya bakal makan siang kami diambil dari laut disekitar itu. Orang Filipina, ternyata jago-jago berenang. Karena teman-teman semuanya berenang sampai agak jauh untuk melihat keindahan alam bawah laut, saya yang tadinya takut-takut, jadi memberanikan diri :D Ternyata memang indah pemandangan dibawah sana. Ketika melihat semacam gua-gua dibawah sana, rasanya seperti mau jatuh, sehingga reflek saya berbalik menuju ke tepian. Tetapi lama-kelamaan terbiasa juga. Makin lama nyali semakin besar tanpa perlu fitness dulu di darat :D

Disini juga ada gua Pawikan, namun kami tidak terlalu mengexplorenya. Padahal kalau melihat foto-foto di Internet, gua ini cukup bagus. Satu lagi keunikan Filipina adalah gua-gua nya. Di Indonesia sendiri, sejujurnya saya belum pernah masuk gua, kecuali gua Belanda di Dago Pakar Bandung.

Mungkin kalau di Indonesia, explore gua terkesan seram atau identik dengan pekerja tambang, atau mungkin saya yang kuper... Entahlah. Tetapi, di Filipina, bahkan saya bisa duduk-duduk dan berjalan-jalan didalam gua, menikmati ruang dan temboknya yang unik.

Cabugao Gamay Island

Menjelang makan siang, kami menuju pulau Cabugao Gamay. Makan siang kami sudah dimasak di perseguita  oleh koki kami, selama kami bermain-main di laut.

Di pulau ini, sudah tersedia meja makan alami di tepian pantai, terbuat dari bambu, beserta bangku-bangku kayunya. Makanan khas Filipina dan sea food. Cumi-cumi besar dan ikan-ikan yang kami ambil dari laut tadi, sup ayam dan sayur ala Filipina yang namanya "Tinolang Manok". Manok artinya ayam, dan beberapa makanan khas lainnya. Tinolang Manok menjadi makanan favorit saya, karena memang enak.

Sungguh nikmat makan siang di tepian pantai, tidak terlalu ramai, dengan angin sepoi-sepoi, setelah lelah berenang.

Di pulau ini juga, kami mendapatkan pemandangan pulau Gigantes yang indah seperti yang banyak beredar di Internet. Nampaknya pulau ini adalah icon-nya pulau Gigantes.

Kami harus naik ke atas sebuah gua untuk mendapatkan view pulau ini. Gua itu adalah tempat berlindung penduduk setempat dari taifun yang memang sering mengunjungi Filipina.

Tangke Saltwater Lagoon

Selesai makan siang, kami mengunjungi Laguna Tangke atau Tangke Lagoon, sebuah danau kecil di pinggir laut, yang dikelilingi bebatuan besar-besar alias batu raksasa. Untuk dapat melihat danaunya harus memanjat bebatuan dulu. Ternyata orang-orang Filipina juga jago-jago manjat. Menurut mitos, air di danau kecil ini akan naik, disetiap hari raya/Feast Day Yohanes Pembaptis, yaitu pada tanggal 24 Juni. Mayoritas penduduk Filipina memang beragama Katolik.

Selesai dari Tangke Lagoon, guide kami menantang untuk melompat ke laut atau cliff jumping. Hanya satu orang dari kami yang menerima tantangan itu. Mereka melompat dari ketinggian tempat kami berdiri. Tidak lama kemudian mereka sudah muncul lagi dipermukaan dan berenang ke tepian. Asyiknya kalau bisa berenang bebas di laut.

Kami juga sempat memanjat batu-batu raksasa dan mengambil foto-foto, he..he..he...lumayan buat manas-manasin orang di Medsos.

dok-pri
dok-pri

Antonia Island

Selesai dari Tangke Island, kami menuju perhentian terakir di hari itu, yaitu Antonia island, tempat kami akan menginap dibawah langit dengan bintang bertaburan. Sore hari kami masih bermain-main di laut. Snorkeling, kayaking, atau sekedar duduk-duduk menikmati laut di sore hari di pantainya yang  berpasir putih.   

dok-pri
dok-pri

Ada resort juga disini, namun tempat ini tidak terlalu ramai, sehingga kami benar-benar menikmati sore itu. Malam hari, setelah makan malam, kami masih ngobrol-ngobrol dibawah bintang bertaburan sambil bermain kartu, dan saling mengenal lebih jauh satu sama lain, karena kami berenam adalah rantai pertemanan dari satu orang ke orang yang lain yang bertemu dalam perjalanan ini.

Pagi hari, kami dapat melihat matahari terbit tepat didepan tenda kami, hanya terhalang pepohonan kelapa saja. Menikmati pemandangan alam seperti ini, tanpa disibukan dengan foto dan kamera sungguh merupakan kenikmatan tersendiri. Jiwa yang lelah disegarkan kembali, hanya ucapan terima kasih kepada Tuhan didalam hati untuk pemandangan alam yang indah ini.

Setelah sarapan dan bermain-main di laut, kami melanjutkan perjalanan ke pulau yang lain. Ada beberapa pulau kecil yang kami singgahi sebentar-sebentar, bahkan ada pulau yang tak berpenghuni.  

Coconut Island & Pandan Island 

Pandan Island adalah pantai berair jernih, dimana kami juga snorkeling dan berenang-renang menikmati air jernihnya.

Coconut island tempat makan siang kami. Makan siang kedua ditepian pantai. Banyak pohon kelapa disini, sesuai namanya. Kami menunggu makan siang kami sambil beristirahat dibawah pohon-pohon kelapa, dan juga lagi-lagi snorkeling. Disini orang lebih ramai dan ada rumah penduduk juga. Sesuai namanya, banyak pohon kelapa disini. Dan tentunya mereka juga menjual jus air kelapa lengkap dengan kelapanya.

Island hopping memang segalanya tentang laut, jadi jangan lupa bawa baju renang cukup. Karena di setiap perhentian pasti ada kegiatan berenang di pantai. Sayang sekali kalau berhenti disatu pulau tetapi hanya duduk dan foto-foto saja. Keindahan bawah laut disetiap pulau di Gigantes ini, wajib dinikmati.

Scallop Island

Sesuai namanya, ini adalah pulau kerang. Begitu turun dari perahu, kriuk-kriuk cangkang kerang yang diinjak terdengar nyaring. Cangkang kerang disini besar-besar dan berwarna-warni, memenuhi hampir seluruh pinggir pantai. Jika kesini, jangan lupa menggunakan sepatu pantai, karena berjalan dengan kaki telanjang pasti sakit.

Disini juga ada light house atau mercu suar, peninggalan Spanyol. Kami sempat naik keatasnya melalui tangga besi spiral yang muat untuk satu orang saja. Jadi kami naik berbaris. Dari ketinggian kami dapat melihat pemandangan di pulau itu.  

dok-pri
dok-pri

Andai saat itu ada tempat untuk membawa cangkang-cangkang kerang dari sini, pasti saya akan bawa banyak. Namun karena tidak ada tempat, maka saya hanya membawa beberapa saja, sebagai kenang-kenangan. Baru kali itu saya melihat cangkang kerang memenuhi pinggir pantai.

Makan malam, kami kembali ke penginapan yang pertama. Karena malam terakhir, makanan agak istimewa kali ini. Kepiting besar-besar, kerang besar-besar, dan beberapa sea food lainnya.

Keesokan harinya, pagi-pagi kami kembali ke Port Estancia. Untungnya pagi itu tidak hujan seperti ketika kami datang di hari pertama.

Siang hari, kami sampai di Iloilo city, dan tibalah waktunya untuk berpisah. Beberapa diantara kami ada yang penerbangannya lebih awal, ada yang sore hari, sementara saya sendiri masih lanjut mengexplore kota Iloilo untuk kembali ke Manila keesokan harinya. (VRGultom)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun