Jangankan bermimpi tentang kuliah, untuk menamatkan SMK, ibunya terpaksa menyewakan tiga kamarnya untuk anak kos. Jadilah satu keluarganya tidur dalam satu kamar berdesakan.Â
Tamat SMK kala itu, Ken merantau ke Bali. Itupun berangkatnya menumpang truk yang mengangkut kelapa. Bekerja apa saja dijalani untuk bertahan hidup. Dan selalu menyisihkan sebagian hasil kerjanys untuk dikirim ke Ibunya, membantu biaya sekolah adik-adiknya.Â
Dia laki-laki pejuang. Matang ditempa kerasnya kehidupan.Â
Ketika akan melamarku , Â ia berkata, "Hanya Cinta dan semua tanggung jawab yang menyertainya yang kupunya. Bukan segepok rupiah dan dolar apalagi tabungan tambun di Bank. Bila kau mau hidup bersamaku, bukan di sebuah rumah yang megah. Tetapi hanya di sebuah gubuk cinta.Â
Dan akupun menerima lamarannya. . Lamaran yang unik, sederhana. Menyedihkan! ( kedengarannya ) tapi bagiku sangat istimewa, karena aku ikhlas menerima dia apa adanya
Dengan kekuatan cinta apapun bisa dilakukan.Â
Tapi kini apa yang terjadi? Tiba-tiba saja badai menerpa dari arah yang tak terduga. Dan entah masih apalagi yang akan kuhadapi.Â
Jadi, aku harus bagaimana? Ya Allah.Â
"Vina, kamu kenapa? Jadi pulang malam ini? "
Panggilan ibuk membuyarkan lamunanku. Sedikit gugup aku menjawab."Ya jadi lah, Buk," tergesa aku masuk ke kamar, berkemas.Â
"Bagaimana seandainya, kamu diajak Ken kawin lari, Vin?"Â