Mohon tunggu...
Umi Setyowati
Umi Setyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga

Wiraswasta yang suka membaca dan menulis fiksi sesekali saja.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Perempuan dari Blambangan (2)

12 Agustus 2017   08:45 Diperbarui: 18 Agustus 2017   16:07 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Ooh, ya ya. .aku ingat, jadi selama ini Mas Ken kerja di Surabaya?  tapi baru sekali kita ketemu di Palaros. Aku jarang bisa datang sih," 

Sambil berjalan menuju ruang acara kami terus saja bertanya jawab. 

"Baru setahun aku di sini, yang lama di Bali. Kudengar kamu mengajar sambil kuliah?"

"Iya, belajar mandiri, Mas. Kuliahku kan malam. ,"jelasku. 

Palaros adalah Paguyuban Lare Osing alias tempat berkumpulnya orang-orang dari Banyuwangi yang ada  di Surabaya. Pelajar, mahasiswa, pekerja dan apapun status serta profesinya. 

Orang Osing  (suku asli Banyuwangi ) atau bukan.  jika ber-KTP Banyuwangi bisa bergabung di Palaros. Seperti aku yang bukan orang Osing, hanya kebetulan numpang lahir saja, ikut bergabung untuk meluaskan pergaulan dan menimba pengalaman dari orang -orang yang lebih senior dan sukse. Kami juga saling terbuka bila ada masalah dan saling membantu. 

Kumpul -kumpul rutin minimal sebulan sekali yang lebih bersifat kekeluargaan. Tapi kadang jadi ajang para jomblo ketemu jodoh. 

Sejak bertemu di Palaros itu ,berlanjut ke kunjungan Ken ke tempat kosku. Dan disusul ketemuan berikutnya dan selanjutnya.

Tidak sulit bagiku untuk menangkap gelagat yang tersirat. Dari tatap matanya, bahasa tubuhnya, dan tutur katanya. Semua menunjukkan satu hal. Hati kami saling terpaut tanpa banyak kata. Proses kedekatan berjalan alami di sela rutinitas kerja, dan tugas -tugas kuliahku yang melelahkan. Satu tahun pacaran lalu 4 bulan sudah cincin pertunangan melingkar di jari manisku. 

Pada ditinya, ada sesuatu yang membuat laki-laki itu berbeda di mataku. Bukan laki -laki yang suka bicara manis, pamer kesuksesan atau membanggakan pencapaiannya demi  mendapat kesan sebagai laki-laki hebat untuk memikat perempuan yang didekati. 

Ken lebih banyak bercerita tentang pahit getir kehidupan yang menderanya. Bagaimana rasanya mempunyai ayah seorang bekas tapol dan meninggal di penjara. Lalu sang ibu bekerja keras menghidupi lima orang anak yang masih kecil -kecil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun