Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ditinggal Pergi Merantau Lagi

19 April 2024   00:27 Diperbarui: 19 April 2024   00:29 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi merantau (Sumber: detikHikmah)

Oleh Umi Kulsum

Kulihat sekilas cerita di jalan raya

Menunggu berita dari keramaian yang penuh sesak

Lampu warna warni menerangi jagad raya yang masih setia

Melihat lalu lalang beribu roda berputar di sana


Pelan penuh tanya, kapan kan terus merayap di atas aspal?

Panggilan aktivitas telah di depan mata

Mencuri perhatian  semua orang

Menuju metropolitan mengadu harapan

Terus berjalan, hingga tak ada waktu senggang

Menngingat  kampung halaman

Yang telah bersemayam di dada

Sepi di sini ditinggal pergi lagi

Ingatan menuju  kenangan masa kecil bisu

Setiap pergi berpelukan erat seolah berat

Di wajahku  meneteskan air mata sendu

Membawa selembar tiket duduk termangu , seketika itu kereta memanggilmu

Tampak   melambaikan tangan berbisik di bibir,

 "Hati hati jaga dirimu"

Menatap penuh harapan  jadi saksi kesetian

Kenangan itu telah terpahat rapi

Hanya senyuman dan suara yang masih terngiang

Melebur angan sepi yang ditinggal pergi

Kembali pada sunyi di desa ini

Menepi meratapi dan menanti pada Illahi

Dering kabar tetap berkobar

Sampailah di tempat rantau penuh debar

Kebumen, 19 April 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun