Ini cerita jadul
Saat syarat dan ketentuan itu mulai ada
seorang guru setidaknya tamat SLTA
Maka … kursus pendidikan guru (KPG) adalah jawabnya
Tapi ada seorang guru
Jujur berpegang janji
Tak ingin menipu diri
Meski semua uji dilalui dengan pasti
Hanya satu yang tak dipunyai..
nyali memberi upeti
Buat sang istri petinggi
Akhirnya tak lulus uji
karena tak punya upeti
Di lain hari terdengar kabar
ada petinggi Jakarta datang
Mencari sang guru tadi
tanyakan kabar burung yang terdengar di telinganya
Ada istri petinggi minta upeti
tuk naiki tangga sambil berlari
Tanpa hirau kanan kiri
Tanpa ragu injak nurani
Dan.. tanpa malu telanjangi diri
agar jadi guru mantri
Mbakyu.. jawablah tanyaku ini .. !
Adikku…
Itu sudah lama berlalu
Tak ada guna dibuka lagi
lembar-lembar kertas pengikat waktu
biarlah melekat dalam kenangku
Bukan tuk kamu dan siapapun
Ingatkah dirimu..
saat kupimpin barisan lelaki
Juga dirimu ada di sana
Menuju sekolah rakyat sempurna
tempat kita menimba ilmu dan asa…!
Apa yang selalu kuucapkan padamu
dan kita semua….
Kuingin jadi guru…..
bukan kepala kantor atau sejenisnya
yang akan membuat kita berharga
sederajat dengan mereka
Orang-orang Eropa penjajah tanah air
Sudahlah…
Dan perjuanganku belum paripurna
lihatlah… anak-anak kita
masa depan Indonesia
Haruskan aku berhenti..
langkahkan kaki tuju matahari
Aku hanya ingin jadi guru
bukan mantri atau menteri
meski tak lulus uji..
Asaku dan asamu
asa kita semua
Merdeka ..!
Bebaskan diri
dari kebodohan yang menghinakan
dari miskin hati dan pikiran
duduk serendah kaki
dan berdiri setinggi kepala
Karena ilmu itu dengan laku
Adikku..
Kau tahu diriku
tak kan mundur sebelum bertempur
dalam perangi congkak dan bebal
Sampai maut menjemput.
Mengenang 3 tahun wafat ibunda Atiatoen