Sayang, apa kau tahu, kutahan hasrat untuk tak mencumbuimu dengan mendekap baumu yang mengendap di bantal yang kupeluk setiap malam.Â
Dan suatu hari, di suatu pagi yang terang, disaat kau masih lelap, kutatap wajahmu dalam-dalam.Â
Ada luka di sana. Luka yang menyadarkan bahwa masa laluku suram dan nyata.
Pengkhianatan. Pengkhianatan yang berkali-kali kulakukan kepadamu ketika masih berpacaran. Luka yang ternyata meninggalkan jejak hingga kini dan mungkin sampai kapan pun tak pernah bisa hilang. 'Apakah yang bisa kuperbuat untuk menyembuhkannya, sayang?' hatiku bertanya, sambil menatap wajahmu yang sendu, dan bibirmu yang muram. (*)Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!