Kuseduh teh jam tiga pagi dini hari Menyesap aroma segar seorang diri Berbicara pada jam dinding yang lama mati
Derita lama yang menyimpan pilu yang tak berkesudahan, bersamayam bersama waktu yang berjalan
Aku perempuan, tak lagi hanya nama,Tapi simbol derita dan lara,
Bulan berdarah, oleh dingin berita berkemul mega-mega hitam, pekat dan buta duka atas perginya satu keluarga
Aku akan selalu hadir dan akan menghapus setiap kesedihanmu.
Gubuk derita memikat melalui sederhananya yang antik
Hati Ibu,Awal dan akhirDengan luka dan darahAir mata tak pernah keringKarena anak-anak yang dikandungnyaHati Ibu,Awal dan akhirDengan segala rahasia
Berkorban untuk orang lain tak semudah kata terlontar
Puisi keenam dari sembilan rincian judul puisi tentang Cerita, khususnya tentang Cerita Bahagia tentang Derita. Semoga bermanfaat.
Puisi kelima dari sembilan rincian judul puisi tentang Cerita, khususnya tentang Cerita Derita tentang Bahagia. Semoga bermanfaat.
Senyuman untuk derita akan bawa berkah dalam sebuah keikhlasan
Derita biarlah bersambung karena Kuasa Tuhan takkan berhenti damaikan kita
Saat kebodohan, kemiskinan, penderitaan dijadikan ujung tombak mengais suara
Beton mewah bertinggi, tak menyadari,Bahwa kehidupan nyata adalah di bawah sana.
Di bumi Gaza, cengkeraman derita melilit,Aya Deeb, seorang ibu penuh kepedihan.Lahirkan Yara di pangkuan serangan bom berhenti,Suaminya hilang, perang
Terkadang ku lihat ia seakan berteriak dan memberontak, namun hanya diam yang sampai di telinga ku
Derita tergantung bagaimana diri menata kendali untuk bersikap melayani kenyataan
Elegi kehilangan: Ketika mentari beranjak dan pergi Kicau burung samar menghilang
"Umi ga tahu rasanya dapat tekanan dari atasan, dari client, dari rekan kerja."
Aku mengarungi hidup dalam bait-bait sepi, merajam hati dengan luka-luka yang timbul begitu saja