Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jeritan dan Derita Wanita Gaza

20 Januari 2024   23:15 Diperbarui: 20 Januari 2024   23:18 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bumi Gaza, cengkeraman derita melilit,
Aya Deeb, seorang ibu penuh kepedihan.
Lahirkan Yara di pangkuan serangan bom berhenti,
Suaminya hilang, perang Israel raih kepedihan.

Dalam gelap, bayang-bayang bom tari berseri,
Sembilan bulan menggendong harapan yang hampir sirna.
Tanpa rumah sakit, tanpa obat di tangannya,
Akses terputus, derita merajai, ketidakpastian menggoda.

Gaza, tanah yang dikepung keluarga,
Blokade Israel, merampas hak dan kesejahteraan.
Ribuan wanita hamil, terpinggirkan dan terpukul, tersiksa 
Kematian ibu dan bayi, angka tak terhingga, nestapa tak terhentikan.

Duka dan ratap di ruang bersalin,
Infeksi, perdarahan, eklampsia tanda kepunahan.
Tempat bersalin di rumah, tanpa steril yang memancar,
Kematian ibu dan bayi, tak terhentikan, tak terhitung, menusuk dalam.

Bulan Sabit Palestina, bersaksi dalam bisu derita,
MECA, UNFPA, UNICEF, menarik malam kelam.
Dengan tekad teguh, wanita Gaza dan Afghanistan,
Mensyairkan harapan di tengah reruntuhan, melawan kezaliman.

Puisi ini lahir dari keluh kesah yang hancur,
Dari perjuangan ibu yang tak kenal lelah berzikir.
Derita di Gaza, tertoreh dalam sajak,
Namun, tekad dan harapan terus berkobar, membentuk mentari baru yang berwarna merah.

Biarkan puisi ini menjadi sorotan, penyambung raungan
Untuk mereka yang luka, yang terhempas oleh derita.
Agar dunia menyaksikan dan merasakan,
Penderitaan ibu hamil dan melahirkan, yang tetap tabah dan kokoh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun