Mohon tunggu...
Siti Masitoh
Siti Masitoh Mohon Tunggu... -

"Hidup akan indah jika diri kita sendiri memaknainya dengan indah,tak ada satu alasanpun untuk mundur dalam kehidupan,maju dan pantang menyerah karena beribu-ribu alasan yang mendorongnya" Saya seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Purwakarta,saya suka menulis,mengarang,mendaki gunung.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Si Ombak Menjadikan Hidup Si Gadis Polos Lebih Hidup

13 Juni 2017   06:30 Diperbarui: 13 Juni 2017   10:55 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini tentang Si Gadis Polos dan Si Ombak.Begini ceritanya,...

Si Gadis Polos pikir bahwa hidupnya akan lurus-lurus saja. Karena dia merasa dirinya kuat, telah Berhasil menghidar dari beberapa godaan. Namun, ternyata Si Gadis Polos itu salah betul. Pada kenyatanya, dia hanya berhasil menghindari setiap godaan yang menghampiranya, sehingga godaan itu terus berulang dan kembali. Si Gadis Polos itu tak paham betul, bahwa godaan itu harus dilewati bukan sekedar dihindari. Seharusnya “menghindari” itu merupakan siasat dalam menjalani cobaan. Layaknya tehnik dalam suatu metode. Yaaaaa, benar-benar salah Si Gadis  Polos itu!

Sampai suatu ketika, cobaan yang sudah beberapa puluh kali ia hindari datang kembali. Bahkan tak tanggung-tanggung, cobaan ini begitu dahsyat, dengan kapasitas amat besar. Sampai Si Gadis Polos pun terbelalak, dia tidak tahu apa yang hendak dilakukanya. 

Si Gadis Polos itu pun menghela nafas panjang, seolah dia menyiapkan mental dan energi untuk bersiap-siap memeranginya. Dia pun memutar otak dengan begitu kencangnya, dia membolak-balik logikanya dengan begitu matang. Huuaaahhh, nyatanya ada satu yang membuatnya tak mampu bertindak banyak. Tak disangka, ternyata cobaan itu dari hati sumber dan pangkalnya. Kemarin, boleh dia menghindar karena hatinya tidak tersentuh sedikitpun dan dia langsung buru-buru menepisnya, karena kapasitasnya pun kecil pula . Berbeda dengan kali ini.

Lhooohhh, lama-kelamaan kenapa hati yang justru lebih dominan dipakai Si Gadis Polos ini, dalam menghadapi cobaannya. Dia bahkan menikmati hatinya yang terus terbawa arus dan diombang-ambing Ombak yang bahkan keselamatannya pun belum tentu terjamin. Disaat Si Gadis Polos ini terombang-ambing pun dia bahkan tidak merasakan kekhawatiran sedikipun, dia justru malah bermain-main layaknya peselancar yang mencintai gulungan Ombak dilautan, yang merasa dirinya tertantang dan memiliki kepuasan tersendiri berkawan dengan-Nya.

Asli, Si Gadis Polos ini ternyata benar-benar sudah berubah. Untung saja, Ombak itu tak menelannya. Sampai suatu ketika, Si Ombak bertanya “Gadis Polos, apa yang terjadi denga kau?”, Si Gadis polos pun tersenyum “Wahay, Ombak. Kau begitu besar sampai aku tak mampu berbalik menghadangmu”, Si Ombak pun lansung terdiam “Gadis polosku, maafkan aku. Sedari awal, aku tak berniat menghadangmu. Justru awalnya aku begitu mengagumi keanggunan, kecantikan, bahkan kepolosanmu itu!”. Tiba-tiba, Si Gadis polos itu menangis tersendu-sendu “Aku memang Si Gadis polos, sehingga dengan polosnya pula aku malah merasaakan kehangat dari mu”, Si Ombak pun semakin merasa bersalah “Maafkanlah aku Gadis Polosku, memang begitu besar hantaman yang aku berikan kepadamu karena aku sendiripun begitu sulit untuk memalingkan mata darimu”.  Si Gadis Polos itu pun menatapnya “Lalu, apa yang hendak aku perbuat. Ini hal pertama aku jatuh cinta dengan Ombak sepertimu. Lantas, haruskan aku matikan hati yang baru mekar ini? Haruskah aku membenci dan mencacimu karena kau tega menghantamku? Rasanya tidak, karena aku tau kita sama-sama tak mampu menghidar! Nyatanya begitu bukan?”. Ombak pun segera memeluk Si Gadis Polos itu “Sekali lagi maafkan aku, aku tak berniat melakukan ini semua. Ini sudah kehendak Tuhan yang menakdirkan kita bertemu, beradu hati dan bertarung iman. Maafkan aku, karena sesungguhnya aku lah yang paling bodoh dan serakah karena aku sebelumnya sudah merasakan ini. Berbeda denganmu, yang baru dan bahkan terlalu polos saat aku menemukanmu”. Si Gadis Polos itu pun semakin tidak mengerti dengan keadaan yang menjeratnya “Ayolah, Ombak. Beri tahu aku, apa yang seharusnya aku perbuat. Nyatanya aku tak mungkin mampu berpisah denganmu. Lalu, haruskah aku terus-terusan bermain-main seperti ini, justru aku semakin khawatir kita akan menjadikannya keruh dan aku akan tertarik pula bermain-main dikekeruhan itu”. Si Ombak pun akhirnya menjadi bingung pula. Karena sadar, bahawa dia harus mempertanggung jawabkan semuanya. 

Si Gadis Polos itu pun sulit menemukan cara untuk mengembalikan semuanya ke keadaan semula, dia menyerahkan semua kepada Tuhannya. Karnena Si Gadis Polos itu yakin, dirinya tak kuat lagi untuk menyelesaikannya. Dia hanya mampu menunggu kekuatan dan jalan dari Tuhan. Namun satu, Si Gadis Polos sadar, ternyata cobaan itu untuk dilewati bukan untuk dihindari. Karena disaat dihindari, dia akan balik menjelma menjadi cobaan kembali.  

Jadi, intinya Si Gadis Polos dan Si Ombak saling jatuh cinta dan kebingungan dengan keadaan yang menjeratnya. Mereka benar-bemar bingung. Tapi percayalah, penulisnya justru lebih bingung sampai-sampai tulisannya pun ngelantur. Hhahahahahaaaaaaaaaaaa,,,,Jangan diseriusin, ini tulisan fiksi cuuyyy, wkwkwkkk.

Bersambung.....

Salam istiqomah 🙏🙏🙏

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun