Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Paku

8 Maret 2019   12:22 Diperbarui: 8 Maret 2019   13:10 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dia temanku di kampung dulu. Teman latihan menari," lanjut Pariyem.

Tahukah kau siapa teman istriku itu? Dia adalah Sakinah. Dan aku menyesal dengan semua kejadian yang menimpaku. Andaikan paku di gang kampung yang menghalangi jalanku dua hari lalu, langsung kubuang ke got, tentu Panjul tak mesti menginjak paku, dan masuk ke rumah sakit. Aku juga bisa meluluskan niat memacari Sakinah, atau lebih jauh melamarnya. Tapi, ach, paku brengsek itu membuyarkan semua rencanaku. Atau mungkinkah Tuhan tak menyetujui keinginanku? Ach, ach, ach!

---sekian---


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun