Mohon tunggu...
Rico Mangiring Purba
Rico Mangiring Purba Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mantan aktivis mahasiswa di Lampung, pernah menekuni dunia jurnalistik sebagai reporter di beberapa media lokal maupun koresponden media nasional. Menulis opini dan beberapa sajak di blog pribadi, facebook, dan diterbitkan di beberapa media. Blog: ricoempe.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Andik Vs Beckham

1 Desember 2011   08:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:58 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Siapakah Andik Vermansyah sampai seorang David Beckham harus menekel kakinya saat dia sedang menggiring bola? Ya, siapakah Andik Vermansyah?"

"Bukankah esensi hidup manusia adalah menciptakan sejarahnya sendiri," begitu ucapan seorang teman saat saya kuliah. Soal bagaimana sejarah akan mencatat itu semua dikembalikan kepada kita. Dan tulisan saya tentang Andik ini adalah bagaimana saya ingin mengenang Andik, si anak Jember, ditekel Beckham.

Untuk kali keduanya, tulisan ini saya buat setelah menyaksikan pertandingan sepakbola (tulisan sebelumnya dibuat setelah pertandingan final Sea Games  antara Indonesia Vs Malaysia). Sebetulnya tulisan ini akan saya pos-kan sesaat setelah pertandingan antara Timnas Selection Vs LA Galaxy usai, namun lantaran listrik desa padam dan baterai komputer jinjing saya sekarat, tulisan ini urung saya pos-kan.

Ada hal yang menarik pada pertandingan antara Timnas Selection, yang diperkuat pemain muda dan senior Indonesia,  dengan LA Galaxy yang diperkuat megabintang lapangan hijau David Beckham semalam. Ketika pertandingan baru berjalan sekitar tujuh atau delapan menit, David Beckham menekel dengan keras seorang pemain muda Indonesia. Laki-laki bernomor punggung 21 yang roboh ditekel suami Victoria Adam itu adalah Andik Vermansyah.  Pemain muda yang juga memperkuat Timnas U-23 saat bertanding di final Sea Games.

Beckham, yang sudah memasuki usia senja untuk ukuran pemain bola, memang kewalahan saat meladeni Andik dengan sprintnya yang kencang itu. Bukan hanya Beckham, barisan pemain bertahan LA Galaxy pun beberapa kali dilewati Andik bermodal lari kencangnya itu.

Bahkan lebih dari itu, ketika peluit panjang ditiup wasit, Beckham pun menolak tawaran Okto dan Hamka, dua pemain Indonesia yang ingin bertukar kostum dengannya. Beckham lebih tertarik bertukar baju dengan Andik dengan alasan merasa tidak enak telah menekelnya dan mengakui Andik pemain yang bertalenta (dimuat di beberapa situs berita online).

Diakui sebagai pemain yang bertalenta oleh seorang bintang tentu bukan sekadar basa-basi saja. Ada apresiasi dan pengakuan bahwa memang Andik bukan pemain biasa-biasa saja dalam kalimat itu. Pengakuan pun dilontarkan sang pelatih LA Galaxy, Bruce Arena.

Pertanyaannya, mimpi apa Andik pada Selasa (29/11) malam sampai dia ditekel seorang Beckham? Mungkin saja Andik tidak bermimpi, dia tertidur pulas. Atau mungkin sebaliknya, Andik tidak tidur karena akan menghadapi pertandingan yang cukup bersejarah dalam karir sepakbolanya. Dalam hidupnya.  Dia akan bertanding dengan seorang atlit terkaya di dunia, atlit dengan segudang pengalaman yang tak perlu diragukan lagi, atlit yang pernah bergabung dengan beberapa klub elit di muka bumi ini (Manchester United, Real Madrid, AC Milan).

Namun, bukan itu yang akan saya bahas dalam tulisan kali ini. Andik dalam usianya yang masih sangat muda telah memberi inspirasi kepada kita. Betapa mimpi dan kerja keras itu ternyata haruslah berjalan sejalan. Pemuda asal Jawa Timur itu telah mencatatkan sejarahnya sendiri semalam. Dan mungkin akan lebih banyak lagi yang dicatatkan sejarah tentang Andik dengan usianya yang masih semenjana itu.

Belajar dari Andik, ternyata mimpi itu bisa mendarat dan tidak hanya terbang di alam khayal saja. Mimpi tidak hanya menjadi mimpi ketika ada upaya mewujudnyatakannya. Andik telah melakukannya. Mimpi itu diwujudnyatakan dengan tiap tetes peluh, berpuluh-puluh kilometer berlari, dan motivasi untuk berbuat lebih lagi. Dan Beckham telah membantunya.

Lalu bagaimana dengan kita? Bagaimana kita ingin dicatat sejarah?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun