Mohon tunggu...
Mas Idi
Mas Idi Mohon Tunggu... Lainnya - Pengelantur

Pencinta Mitologi, Mistisme, hingga demonology, menulis hanya sekedar hiburan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Regression Vs Time Travel

11 Maret 2024   03:49 Diperbarui: 11 Maret 2024   17:45 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan waktu merupakan sebuah cerita yang menarik. Hal ini banyak muncul cerita novel yang menggunakan konsep regresi atau regression. Cerita ini meliputi kisah facing and accomplishing himself/herself, yang di mana karakter utamanya ditantang untuk membenahi atau melawan rasa takutnya di masa lalu. Akan tetapi, regresi bukan satu-satunya konsep yang menggunakan perjalanan waktu, sekarang banyak orang miskonsepsi regresi dengan time traveler atau time travel.

~

Regression merupakan sebuah konsep psychoanalysis dari Sigmund Freud. Beliau menghubungkan teori mimpinya di buku karangannya berjudul "Interpretation Dream". Lalu regresi itu apa menurut beliau? Regresi merupakan sebuah mekanika pertahanan mental seseorang, di mana bila seseorang tersebut merasa marah, stres, atau bersedih maka orang tersebut akan kembali ke fase ketika mereka masih masa kanak-kanak. Bila orang dewasa merasa stres gara-gara bekerja, besar kemungkinan mereka akan mencari hal atau sesuatu untuk mengingatkan mereka pada masa kanak-kanak seperti mainan, atau sesosok figur/orang (pengasuh). Regresi ini pun muncul dari beberapa bentuk :

  • Fixation Regression :

Beliau mengusulkan bahwa jika seseorang menjadi terpaku (terjebak) pada tahap perkembangan psikoseksual tertentu karena konflik yang tidak terselesaikan, mereka dapat mengalami kemunduran pada perilaku yang terkait dengan tahap tersebut ketika berada di bawah tekanan. Sebagai contoh, seseorang yang terpaku pada tahap oral mungkin menunjukkan ketergantungan atau agresi oral saat stres.

  • Dream Regression :

Beliau membahas bagaimana mimpi dapat mewakili suatu bentuk regresi, karena mimpi sering kali melibatkan elemen-elemen dari tahap-tahap kehidupan sebelumnya dan dapat mengekspresikan keinginan-keinginan yang tidak disadari atau konflik-konflik yang signifikan selama masa kanak-kanak.

  • Transference Regression : 

Dalam psikoanalisis, Transference (pemindahan) mengacu pada pengalihan perasaan dan keinginan yang tidak disadari dari satu orang ke orang lain, sering kali kepada terapis. Beliau mengamati bahwa pasien yang sedang menjalani terapi terkadang mengalami kemunduran pada hubungan dan dinamika sebelumnya, mengalihkan perasaan dan konflik yang belum terselesaikan kepada terapis.

  • Regression in Defense Mechanisms : 

Beliau mengkategorikan regresi sebagai salah satu mekanisme pertahanan utama, di samping represi, penyangkalan, proyeksi, dan lainnya. Dalam konteks ini, regresi melibatkan kembali ke cara-cara yang lebih awal dan kurang matang untuk mengatasi kecemasan atau tekanan.

Hanya dengan melihat teori beliau, kita bisa mengetahui konsep dari regresi ini, karena hal ini membuat takjub saya. Bahwa sebuah konsep regresi ini itu sangatlah dalam, saya sendiri memang mengetahui bahwa seluruh kisah, cerita, dongeng, dan wujud lainnya merupakan sebuah cermin dari pola dan pikiran manusia. Akan tetapi ketika ditunjukan langsung teori psikoanalisisnya membuat takjub, tidak sangka bahwa kita manusia ternyata melakukan hal itu tanpa sadar.

~

Dalam dunia literatur, regresi dan time travel bisa dibedakan dengan tubuh karakter utama. Bila yang kembali ke masa lalu hanya pikiran dan jiwa maka itu regresi. Contohnya, seseorang pahlawan sedang berhadapan dengan naga besar, dalam pertarungan sengitnya, tiba-tiba dirinya tersadar di atas kasur kamarnya. Tanpa disadari, dirinya kembali ke masa lalu, 10 tahun sebelum melawan naga tersebut. Dari premis tadi, pikiran dan jiwa karakter pahlawan ini kembali ke masa lalu tanpa tubuh aslinya, sehingga dirinya mengetahui apa yang terjadi 10 tahun ke depannya dengan tubuh 10 tahun lebih muda.

Akan tetapi, literatur regresi dulu hanya menyingkap refleksi petualangan masa lalu dari karakter utama. Contohnya literature klasik "The Odyssey.", karakter utama Odysseus mengalami suatu bentuk kemunduran (regresi) saat ia merefleksikan petualangan masa lalunya dan menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanan pulang ke Ithaca. Melalui ingatannya akan peristiwa masa lalu dan interaksinya dengan tokoh-tokoh dari masa lalunya, Odiseus mengalami pertumbuhan dan transformasi pribadi. Maka dari itu, regresi sering berfokus pada eksplorasi psikologis dan pengembangan karakter.

Time Travel berbeda, tubuh dan pikiran seseorang akan ikut kembali ke masa lalu. Contohnya, seseorang pahlawan sedang berhadapan dengan naga besar, dalam pertarungan sengitnya, dirinya merasa akan dikalahkan. Di saat terakhir, dirinya menggunakan sihir terlarang yaitu kembali ke masa lalu, sebuah portal muncul, dan dirinya pun kabur ke portal tersebut. Portal tersebut menghubungkan dirinya ke dunia 10 tahun yang lalu, ia sadar bahwa dirinya kurang dalam kemampuan, sehingga ia pun bertekad untuk melatih dirinya di dunia tersebut agar siap untuk melawan naga 10 tahun kemudian. Dalam premis ini, tubuh dari karakter pahlawan ini ikut kembali ke masa lalu, yang menimbulkan di dunia tersebut terdapat dua karakter pahlawan.

Time Travel juga bukan berarti harus ke masa lalu. Hal ini tergambarkan di literatur klasik "Mahabharata", Raja Raivata Kakudmi telah melakukan perjalanan ke alam surgawi Brahma, di mana ia menghabiskan waktu di sana hanya beberapa saat. Akan tetapi, ketika ia kembali ke bumi, ia mendapati bahwa berabad-abad telah berlalu. Dari kisah tersebut, kita mendapati sebuah konsep time travel pertama di dalam literatur.

Terakhir kita bisa menggaris bawahi dua perbedaan dari regresi dengan time travel.

  • Sifat Perjalanan

Regresi melibatkan karakter yang secara mental mengunjungi kembali pengalaman masa lalu, sering kali melalui ingatan, mimpi, atau introspeksi. Ini berfokus pada eksplorasi emosional dan psikologis.

Time Travel melibatkan karakter yang secara fisik bergerak melintasi waktu, baik melalui sarana teknologi, fenomena supernatural, atau perangkat naratif lainnya. hal ini mengeksplorasi tema-tema kausalitas, perubahan sejarah, dan konsekuensi dari perubahan garis waktu.

  • Mekanisme Perjalanan

Dalam regresi, karakter mengunjungi kembali masa lalu melalui proses internal seperti ingatan atau introspeksi, tanpa melakukan perjalanan waktu secara fisik.

Dalam time travel, karakter secara fisik melintasi periode waktu yang berbeda, sering kali melalui perangkat seperti mesin waktu, portal, atau benda-benda ajaib.


"Regresi adalah kasus khusus dari perjalanan waktu. Jadi regresi selalu merupakan perjalanan waktu. Tetapi perjalanan waktu tidak selalu merupakan regresi." 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun