Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Meneropong Kearifan Lokal Candi Borobudur

24 Agustus 2017   08:10 Diperbarui: 24 Agustus 2017   19:00 5656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Borobudur Dikunjungi banyak wisatawan pada 6 Agustus 2017 (Dok.Pri)

Seorang penjaga museum mengungkapkan bahwa segelintir orang meyakini  bahwa dengan melakukan ritual atau meditasi, beberapa hal yang diharapkan bisa terwujud. Ritual yang sering disebut orang Jawa sebagai 'nyenyuwun' ini kata beliau sering dimanfaatkan untuk memohon kebaikan dalam hidup, diantaranya perlindungan, kesehatan, jodoh, keharmonisan keluarga dan dibebaskan dari segala masalah yang sedang dihadapi.

Petugas di kawasan candi selalu menyambut baik wisatawan yang memang ingin melakukan ritual 'nyenyuwun' ini. Ini kan masalah keyakinan, tak ada seorang pun yang bisa memaksakan. Mau percaya ataupun tidak, itu menjadi pilihan masing-masing. 

Jika ini pun sudah menjadi sebuah bentuk kearifan lokal di kawasan candi, setiap orang wajib menghormatinya. Walaupun pada akhirnya tetaplah kita tak boleh melupakan Tuhan yang Maha Esa, karena Dia lah yang berkuasa atas segalanya.

***

Hemm... beginilah perjalanan menyenangkan saya ke candi Borobudur. Penuh dengan hiburan, penuh dengan pengalaman baru yang sangat bermanfaat. Saya jadi semakin memahami bahwa setiap cagar budaya selalu menyimpan sebuah nilai sejarah yang harus selalu kita jaga eksistensinya. Harapannya, nilai sejarah ini akan abadi sepanjang waktu, tanpa khawatir tergerus perkembangan zaman.

Sebagian penampakan ribuan batu yang belum ditemukan pasangannya di Museum Borobudur (dok.pri)
Sebagian penampakan ribuan batu yang belum ditemukan pasangannya di Museum Borobudur (dok.pri)
Di Candi Borobudur ini, pelestarian kawasan sejarah justru terasa makin kental dari waktu ke waktu. Ribuan batu yang memadati Museum Borobudur seakan menjadi saksi bisu pelestarian candi. Dari informasi yang saya dapatkan dari Bapak Tulus tadi, batu-batuan ini semula jumlahnya sekitar 15-ribuan. 

Setiap tahunnya, batu-batu ini diteliti oleh arkeolog untuk bisa disusun di salah satu bagian candi saat ditemukan batu pasangannya. Hingga kini, masih tersisa 10-ribuan batu yang sedang diteliti. Saya membayangkan, jika semua batu itu sudah temukan pasangan dan tersusun rapi, candi ini tentu akan berdiri lebih gagah dan makin bernilai di mata dunia. 

Semoga kehadiran destinasi wisata yang pernah tampil dalam bursa pariwisata internasional (ITB) di Berlin ini semakin memperkaya wisata Indonesia dengan beberapa kearifan lokal yang terkemas dalam satu paket 'mahal'. 

Borobudur memang mahakarya yang luar biasa. Ia mahal karena wujudnya, unsur budayanya, kesakralannya serta nilai sejarahnya. Semoga setiap manusia dari belahan bumi ini berkesempatan untuk menikmati pesonanya.

Riana Dewie

Referensi : www.cnnindonesia.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun