Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Meneropong Kearifan Lokal Candi Borobudur

24 Agustus 2017   08:10 Diperbarui: 24 Agustus 2017   19:00 5656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Borobudur Dikunjungi banyak wisatawan pada 6 Agustus 2017 (Dok.Pri)

Panorama alam di seputaran candi Borobudur memang fantastis. Bentangan sawah, aliran sungai serta eloknya pegunungan turut menghiasi kawasan candi sehingga sedikit meniupkan kesejukan dari hawa panas yang kadang dikeluhkan oleh pengunjung. 

Ah, opini orang memang beragam. Saya pribadi sih mengatakan bahwa hawa di seputaran candi ini sejuk, apalagi saat mata dimanjakan oleh lukisan semesta yang begitu indahnya.

Jumlah pengunjungnya Borobudur dikabarkan selalu meningkat dari waktu ke waktu. Dari data CNN Indonesia, jumlah pengunjung Borobudur di tahun 2015 adalah sebanyak 3,5 juta wisatawan, 2016 mencapai 3,7 wisatawan dan target di tahun 2017 ini adalah 3,9 juta wisatawan. Semoga terealisasi dan makin banyak wisatawan yang bisa menikmati keindahan candi yang dibangun oleh Raja Samaratungga ini.

Pengunjung harus melewati filterisasi saat masuk ke kawasan Candi Borobudur (Dok.Pri)
Pengunjung harus melewati filterisasi saat masuk ke kawasan Candi Borobudur (Dok.Pri)
Sebagai salah satu wisatawan, saya sungguh merasa senang bisa kembali mengunjungi candi megah ini. Terakhir ke sana sekitar 15 tahun lalu, inilah yang membuat saya rindu. 

Banyak hal baru yang saya temukan, mulai dari antrian tiket masuk, pengecekan tas bawaan (pelarangan membawa makanan), spot-spot selfie yang menarik, beberapa spot untuk nguri-uri (melestarikan) budaya, taman-taman yang tertata indah serta bangunan candinya sendiri yang mengalami revitalisasi di beberapa sudutnya. Tentu, semua berprogres sangat baik.

Ada banyak spot selfie yang memanjakan mata di kawasan Candi (Dok.Pri)
Ada banyak spot selfie yang memanjakan mata di kawasan Candi (Dok.Pri)
Dari perjalanan wisata ini, saya bertemu dengan mereka yang sudah lama berkontribusi 'menjaga' kesakralan Borobudur dan area sekitarnya. Benang merah yang dapat saya tarik usai mendapatkan banyak informasi dari mereka adalah pentingnya pelestarian kearifan lokal di sekitar candi Borobudur.


Kearifan lokal sendiri bisa diartikan sebagai nilai-nilai atau pandangan yang mengandung kebaikan dan kebijaksanaan dari suatu tempat, yang dipercayai oleh masyarakat setempat dan diikuti turun-temurun. 

Di kawasan candi yang lekat dengan cerita sejarah ini pun tak bisa lepas dari kearifan lokal yang sudah terbentuk sejak lama. Nah, saya akan informasikan beberapa kearifan lokal yang saya temukan dari perjalanan wisata saya ke Borobudur beberapa waktu lalu (06/08/2017):

1. Pengunjung dengan celana/rok pendek wajib mengenakan Kain Borobudur

Sebelum ke Borobudur, saya sering melihat teman-teman yang upload foto jalan-jalan ke candi yang dikelilingi 72 stupa ini dengan mengenakan kain batik warna biru. Awalnya saya pikir batik ini adalah cinderamata yang mereka beli di sana. 

Baru kemarin saya tahu bahwa setiap pengunjung yang mengenakan celana/rok pendek, wajib mengenakan kain batik ini dan inipun tanpa dipungut biaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun