Mohon tunggu...
Ni Luh Putu Meta Putri
Ni Luh Putu Meta Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha

Saya seorang penulis pemula yang menggemari tulisan yang indah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menggali Kearifan Lokal: Catur Marga dan Tempat Suci Umat Hindu

2 April 2024   14:08 Diperbarui: 2 April 2024   14:15 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok pribadi: suasana piodalan pura besakih pada malam hari 

Kearifan lokal sangat berharga dalam kehidupan masyarakat kita. Catur Marga dan Tempat Suci adalah dua komponen kearifan lokal yang sangat penting, dan tujuan dari artikel ini adalah untuk mempelajarinya lebih dalam. Dengan filosofi dan nilai-nilainya yang mendalam, Catur Marga memberikan perspektif yang luas tentang kehidupan dan spiritualitas. Kita akan mempelajari makna-maknanya dan relevansinya dalam menghadapi tantangan zaman.

Tempat Suci, sebagai pusat kegiatan keagamaan dan spiritualitas, telah menjadi pijakan kuat bagi perkembangan nilai-nilai budaya dan agama kita. Dalam artikel ini, kita akan merenungkan peran serta nilai-nilai yang terkandung dalam keberadaan Tempat Suci bagi kehidupan masyarakat. Dalam artikel ini, kita akan mempelajari lebih jauh konsep Catur Marga dan tempat-tempat suci Hindu. Serta menekankan betapa pentingnya memahami kearifan lokal ini dalam konteks keberagaman budaya Indonesia.

Catur Marga : Jalan Menuju Kesempurnaan

Caturmarga (Dewanagari: ; IAST: caturmrga) adalah konsep ajaran dalam agama Hindu yang merupakan bagian dari aspek Tattwa dalam struktur dasar agama Hindu. Caturmarga, juga disebut Caturmarga-yoga, didefinisikan sebagai empat jalan untuk mencapai moksa dan membangun jagaddhita. Namanya berasal dari kata "catur", yang berarti empat, dan "mrga", yang berarti jalan. Dalam mencapai pemahaman tentang hakikat Tuhan, hakikat kesemestaan, hakikat tindakan, ritual, dan pemahaman tentang pengetahuan hakiki lainnya, ada empat tahapan yang dikenal sebagai Catur Marga.  Berikut 4 bagian dari Catur Marga:

Bhakti Marga-Yoga

Bhakti Marga Yoga adalah perpaduan yang indah dari Bhakti Marga dan Bhakti Yoga, dua gagasan yang mendorong pengabdian murni kepada Tuhan melalui cinta kasih yang mendalam. Dalam bahasa Sanskerta, "Bhakti" berarti menyalurkan, mencurahkan, dan mempersembahkan cinta yang tulus kepada Sang Pencipta, sedangkan "Marga" berarti jalan atau upaya untuk menghubungkan diri dengan Tuhan, dan "Yoga" berarti upaya untuk mencapai penyatuan dengan Yang Maha Esa.

Bhakti Marga mengajarkan betapa pentingnya untuk menunjukkan cinta kasih kepada Tuhan dengan penuh kesetiaan, pelayanan, perhatian penuh, dan sepenuhnya menyerahkan diri. Ini mencakup hubungan pribadi antara manusia dan Sang Pencipta, bukan hanya upacara atau ritual keagamaan. Cinta kasih adalah pendorong utama perjalanan spiritual Bhakti Marga untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi. Praktik Bhakti Marga seperti meditasi, doa, dan ritual keagamaan dapat menjadi landasan untuk mencapai kesejahteraan emosional dan spiritual di zaman yang sering kali terasa individualistik dan cepat. Jika seseorang ingin mengembangkan Bhakti Marga Yoga, mereka dapat melakukan beberapa hal berikut:

  • Pelayanan dan Pengabdian: Mengabdikan diri kepada alam semesta dan sesama manusia adalah cara terbaik untuk mengungkapkan cinta kasih kepada Tuhan.
  • Meditasi dan Doa: Seseorang dapat memperdalam hubungan mereka dengan Tuhan dengan bermeditasi dan berdoa secara teratur.
  • Studi dan Refleksi: Mempelajari ajaran suci dan merenungkan maknanya dalam kehidupan sehari-hari membantu mengembangkan Bhakti Marga Yoga.
  • Perayaan Keagamaan: Mengikuti upacara keagamaan dan spiritual sebagai bentuk penghormatan dan cinta kepada Tuhan.

Karma Marga-Yoga

Karma Marga Yoga adalah cabang yoga yang menekankan betapa pentingnya melakukan pekerjaan sebagai cara untuk menunjukkan bhakti dan pengabdian kepada Tuhan. Karma Marga Yoga menekankan pentingnya upaya untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin. Dalam konteks ini, akar kata "karma" berasal dari kata Sanskerta "melakukan kegiatan atau kerja", yang mengacu pada aktivitas atau kegiatan yang dilakukan dengan tulus untuk mencapai tujuan spiritual, yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dengan melakukan tindakan kerja yang baik dan positif, seseorang tidak hanya menguntungkan diri sendiri tetapi juga orang lain dan lingkungan sekitar. Hal ini menghasilkan lingkungan yang damai dan penuh kasih, yang menunjukkan kesadaran spiritual yang tinggi. Prinsip-prinsip Karma Marga seperti melakukan tindakan dengan integritas, kejujuran, dan tanggung jawab dapat membantu orang menghadapi tantangan etika dan moral di tempat kerja di era modern yang penuh dengan persaingan dan kompleksitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun