Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PISA, PR Berat Mas Nadiem

9 Desember 2019   13:32 Diperbarui: 9 Desember 2019   14:06 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nilai PISA kita anjlok. Hasil PISA 2018 menempatkan Indonesia sebagai peringkat VI terendah. Tak tanggung-tanggung, dari 3 kategori: Matematika, Sains, dan Literasi semuanya anjlok.

Mari kita lihat, untuk kategori sains, pada tahun 2015 rata-rata skor 403, turun menjadi rata-rata skor 396 pada 2018. Pada kategori Matematika, di 2015 rata-rata skornya adalah 386, di 2018 turun menjadi rata-rata skor 379. Dan Literasi di 2015 memiliki rata-rata skor 397, turun menjadi skor 371 rata-rata pada 2018.

Oke, sebelum lebih jauh, pasti banyak yang bertanya PISA itu apa. Programme for International Students Assessment (PISA) adalah program yang digagas oleh the Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). PISA itu adalah asesmen internasional terkait kualitas pendidikan di negara-negara yang ada di dunia. Tahun 2018 PISA diikuti 79 negara. PISA sendiri dilakukan setiap tiga tahun mulai dari tahun 2000. Jadi tahun 2018 adalah tes yang ketujuh bagi Indonesia yang memang sudah ikut PISA sejak semula.

Fokus alat-ukur PISA setiap tahun berubah. Pada tahun 2012 PISA fokus PISA ada di problem-solving, sedangkan pada tahun 2015 fokusnya ada  di collaborative problem-solving. Pada tahun 2018 PISA memperkenalkan konsep baru bernama global competence.

Apa sih global competence/kompetensi global itu?  

Keempat kompetensi global itu adalah:

1. Kemampuan anak dalam menelaah isu-isu global, lokal, dan interkultural lewat pemikiran kritis (critical thinking) sehingga sang anak dapat memiliki opini yang valid/ informed opinion. 

2. Kemampuan dalam memahami dan mengapresiasi cara pandang yang orang lain miliki.

3. Terlibat dalam interaksi antar-kultur yang terbuka, tepat, dan efektif dengan pemahaman atas norma budaya dari konteks-konteks yang berbeda-beda dan mampu beradaptasi secara perilaku serta berkomunikasi dengan baik. 

4. Kemampuan beraksi nyata untuk memikiki kesadaran kolektif yang baik/well-being colective dan sustainable development.

Kompetensi global ini dirangkum menjadi empat poin yang mencakup pengetahuan, kemampuan kognitif, kemampuan sosial, serta nilai-nilai. cara mengukurnya melalui kuesioner untuk pengetahuan, kognitif, dan sosial. Ditambah dengan adanya ujian yang dipakai buat mengukur pengetahuan dan kognitif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun