Jangan kau kira aku tak bernyawa
Layaknya seperti tampakmu manusia
Namun, bukan berarti sejiwa
Mimpimu, mimpiku beda
Pelangimu, pelangiku tak sama
Kamu mungkin meyakini
Bahwa yang hidup itu adalah yang berjalan
Bagiku tak selalu pasti
Karena aku menelusuri jalan kemaharibaan
Mencari kerlap-kerlip bintang di setiap tanjakan
Sampai menemukan jalan buntu
Jalan dimana semua tampak sama
Bahkan api yang panas membara
Begitu harum dan wangi baunya
Seperti bedak bayi yang didandani ibunya
Jalan itu adalah menjadi mayat hidup
Terkubur dalam-dalam
Sampai tak sadar bahwa ini masih kehidupan
Doaku Tuhanku, "segera kubur aku
Dalam luas jagad Rahman dan Rahim-Mu"