Aku mendengar sebuah ledakan neng. Â Bukan ledakan Kampung Melayu. Â Bagiku itu adalah sebuah tindakan yang dungu. Â Meledakkan saudaranya sebangsa. Â Adalah perbuatan yang pasti diamini oleh semua setan di dunia. Â Tapi hanya akan membuat malaikat memalingkan muka. Â Nelangsa.
Neng, ledakan yang ingin kuceritakan adalah ledakan dari sel sel yang menyusun pembuluh darah. Â Ledakan itu mengirim sinyal kepada urat syaraf yang bertanggung jawab mengolah rasa rindu. Â Rasa rindu itu lalu menjalari tulang sungsum untuk kemudian mendarat di hati. Â Menceritakan ini, aku menggigil neng.
Gigil itu datang karena hati memerintahkan otak untuk membuka serambi kanannya lebar lebar. Â Di sana tidak ada logika neng. Â Logikanya terkunci kuat kuat di serambi kiri. Â Di sana lebih banyak pusaran pusaran rasa yang kalau diibaratkan adalah derasnya jeram berbatu batu. Â Sungguh bisa membuat siapapun terjungkal atau mencelat terbang dalam waktu hampir bersamaan.
Medan, 25 Mei 2017