Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perahu yang Terdampar

26 Juni 2019   13:56 Diperbarui: 26 Juni 2019   14:19 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pada tengah malam
di dunia yang nampak lebam
menepilah banyak perahu
dengan manifes penumpang yang terdiri dari masa lalu
di pesisir kota yang tak punya lautan
namun setiap harinya bergelombang garang
membawa pikiran-pikiran yang terdampar
setelah sekian lama terlantar
dipermainkan kenangan
berulang-ulang

keinginan demi keinginan berlarian
mengejar masa depan
dalam ruang-ruang sempit
saling berhimpit
dengan penyesalan
lalu terjadilah pertengkaran
tanpa satupun berhasil memenangkan pertarungan
karena yang menjadi pemenang
adalah kekacauan

semua lalu berlalu
tanpa berpamitan
perahu satu demi satu diberangkatkan
meninggalkan kota yang tetap tak punya lautan
tapi memelihara topan
sebagai penjaga pintu
agar masa depan tak lagi dicuri
oleh para penyamun yang lebih suka melewatkan hari ini
demi mimpi-mimpi tak berpenghuni

Jakarta, 26 Juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun