Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wanita yang Berhasil Melarikan Diri dari Rasa Sepi

17 Mei 2019   03:46 Diperbarui: 17 Mei 2019   03:47 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebaiknya kamu berhenti memikirkan cara bagaimana mesti berterus terang kepada hati yang sengaja ingin bersembunyi. Di dalamnya, lebih banyak rahasia yang harus diperiksa dibanding barang bawaan ketika musim mudik tiba.

Saya menemanimu di beranda saat malam hanya menyisakan setitik kecil bintang di ujung pandangan. Kamu sangat bergembira karena menyangka bahwa itu adalah pertanda baik untuk tidak putus asa terhadap datangnya harapan. Aku setuju. Tapi kenapa matamu masih juga kuyu?

Ayo segera kenakan sepatu. Saya akan mengajakmu berlari menghindar dari serbuan rasa ngilu. Kita pergi ke taman atau pasar ramadan. Barangkali di sana kamu bisa berbelanja dan mulai melupakan. Apa saja yang kamu kira adalah setumpuk kecemasan.

Setelah lelah berlari marilah sini. Kita berbincang-bincang lagi. Memikirkan cara untuk berterus terang kepada hati bahwa sunyi telah mati. Saya akan menuliskannya dalam sebuah puisi. Berjudul wanita yang berhasil melarikan diri dari rasa sepi.

Jakarta, 17 Mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun