Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air dan Api, Lahirnya Air dan Api

21 Desember 2018   03:46 Diperbarui: 21 Desember 2018   04:17 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ki Tunggal Jiwo bergumam lirih namun cukup jelas untuk didengar oleh seisi ruangan,

"Hmmmm... ini gawat sekali.  Tidak ada satu orangpun di ruangan ini yang bisa menghadapi kekuatan sihirnya."

Bledug Awu Awu menyahut lemas,

"Kenapa tokoh mengerikan ini muncul lagi??...untuk menghadapi  Nyai Genduk Roban saja aku kewalahan...apalagi ada datuk dari segala datuk sihir datang membantu Blambangan...belum lagi kekuatan sihir dan teluh Ki Hangkara dan Tiga Danyang Kawah Merapi....ahhhhh....Raja Iblis Nusakambangan dan pasukannya juga tidak kalah mengerikan..."

Semua yang berada di dalam ruangan terdiam.  Jika ahli sihir andalan Majapahit saja sudah pasrah seperti ini, bagaimana nasib pasukan Majapahit nantinya?  Ilmu sihir dan semacamnya mungkin masih bisa dilawan dengan kekuatan tenaga batin orang orang yang berhati bersih.  Namun hanya sedikit orang-orang seperti itu di kalangan pasukan Majapahit.  Hampir semuanya adalah manusia kebanyakan yang tidak punya kelebihan di tenaga batinnya.

Ki Biantara melompat berdiri,

"Heiiii...ayolah kawan kawan.  Jangan putus asa.  Semuanya pasti ada jalan keluarnya."

Seruan ini dalam sekejap membangkitkan semangat semua orang.  Namun padam lagi seketika mengingat betapa ngerinya situasi yang sedang mereka hadapi.

Ki Biantara melanjutkan,

"Kita sebenarnya bisa minta bantuan seseorang yang pernah menaklukkan datuk sihir ini.  Namun begitu kecil kemungkinannya.  Tidak ada yang tahu di mana keberadaannya.  Tidak juga ada yang tahu apakah orang ini masih hidup atau sudah mati.  Si Bungkuk Misteri selalu misterius dari sejak jaman dia masih muda."

Ki Tunggal Jiwo mengangguk membenarkan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun