Mohon tunggu...
Miftahul Janah
Miftahul Janah Mohon Tunggu... Guru - peminat ilmu sosial politik, agama, dan perempuan

sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Laksmana Cheng Ho, Islam Nusantara, Gus Muhaimin, dan Nahdlatul Ulama (bag awal)

14 September 2019   11:34 Diperbarui: 17 September 2019   16:13 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Profesor Wang Ai Ching, seorang guru besar perempuan di kampus ini yang sudah banyak berkunjung ke Indonesia sekitar 20 tahun lalu, ke Surabaya, Semarang, Palembang, Banjar masin, Madura, Bali, Bandung, Solo dan lainnya, dia menginap di rumah-rumah penduduk, ada orang kaya dan wong-wong cilik, terkadang bahkan tidur beralaskan ubin, awalnya prof Wang hanya sendiri keliling Indonesia, kemudian Profesor Xin Huang, profesor (laki-laki) di kampus ini juga mengikuti keliling Indonesia.

Kedua profesor ini bercerita tentang perjalanan Cheng Ho keliling ekspedisi ke Indonesia, sejak 2000 an tahun lalu sudah ada pertukaran Indonesia dan China bukan saja sejak Profesor Cheng Ho ke Indonesia, sejak dinasti Hun sudah ada orang Tiongkok ke Indonesia dan menjadi orang Indonesia. 

Asal usul Cheng Ho yang lahir dari keluarga Moslem, ayah ibunya di panggil Hajji, mereka di panggil Hajji karena sudah berhajji sejak zaman kaisar pertama dinasti Ming.  

Kenapa Cheng Ho dipanggil Sun fo Kong? Karena nick name atau panggilan kecilnya San fo (artinya pembantu Allah) maka setelah dia berekspedisi, dia terkenal dan di sebut San fo kong. Kenapa dinasti Ming memilih Cheng Ho untuk berekspedisi? 

Karena Cheng Ho lahir dari keluarga moslem yang sangat berwibawa, saat dia masuk istana dinasti Ming, dan raja sebelumnya beragama Budha, Cheng Ho menghargai Budha, dan  saaat berlayar di laut lepas, banyak penduduk China beragama moslem dan Budha ini menambah saudara bagi Cheng Ho. 

Kenapa Cheng Ho memilih perjalanan sutra maritim melalui Fujian? Perjalanan Cheng Ho memiliki tujuan pertama Dinasti Ming baru berdiri, dan ingin memiliki hubungan diplomatik dengan negara lain, Indonesia asalah satu pilihannya, kedua Dinasti Ming ingin memulai persahabatan dengan negara lain, dimulailah melalui jalur perdagangan. 

Pada zaman dinasti Ming juga ada 4 sahabat nabi yang dimakamkan di sini, mereka menyebarkan islam lalu akhirnya wafat disini dan 2 orang sahabat nabi dimakamkan di sini. Dan sebelum Cheng ho pergi ke laut lepas, Cheng Ho berziarah ke maqam dua sahabat Rasul ini.

Pelabuhan Zhen ho pelabuhan terbesar di Timur, kota Quanzhou akrab di sebut kota zaitun, pohon zaitun yang banyak disana di bawa oleh pedagang dari Malaysia, dan pelabuhannya di sebut pelabuhan zaitun, dan menentukan arah mata angin itu sangat penting untuk menentukan kapan boleh berlayar, di Quanzhou dan Fuzou ada angin yang boleh melakukan pelayaran ke laut lepas termasuk ke Indonesia, dan biasanya Mei-September angin yang membawa mereka  kembali ke Asia Tenggara, tidak hanya bagi Cheng ho yang melakukan pelayaran ke laut lepas tapi juga bagi pelayar lainnya. 

Di Jakarta ada klenteng hokkian, di Surabaya ada mesjid Cheng Ho, pendirinya bapak Lio Ming Yuan, sekarang mesjid Cheng Ho membuka sekolah yang guru-gurunya lulusan pesantren yang kuliah di Fujian Normal University salah satunya. 

Kedua  Profesor ini sangat terkesan dengan orang Indonesia yang ramah tamah, pandai menari dan bernyanyi, keduanya juga fasih lagu lagu khas Indonesia, Profesor juga mengajak kami menyanyikan lagu Ayo Mama dan Bengawan Solo dalam dua bahasa; mandarin dan Indonesia.

Perjalanan kami dilanjutkan ke Fuzhou Polytechnic yang berdiri sejak 61 tahun lalu, dengan luas sekitar 60-61 Hektar, di sana ada sekitar 1400 Politeknik, dan di Fujian ada 51 kampus Vokasional Politeknik, Fuzhou Politeknik adalah yang terbaik, ada Fakultas Robot, Fakultas arsitektur, Fakultas bisnis, yang kesemuanya mengembangkan teknologi tinggi dan digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun