Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Al Siq (Part 1) dan Petra (Part 2)

23 Januari 2017   08:32 Diperbarui: 7 Maret 2017   20:00 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.dfiles.me

Part 1 Al Siq

Siang itu udara padang pasir terasa panas. Melebihi dari panas biasanya. Matahari bersinar sangat terik.

Meskipun kepala ditutupi oleh sorban ataupun cadar dan tubuh berbalut jubah tebal, sengatan panasnya masih terasa hingga ke kulit. Sangat menyengat dan tidak bersahabat.

Dari kejauhan nampak sebuah rombongan. Lebih tepatnya iring – iringan unta dan beberapa ekor kuda. Rombongan itu meninggalkan Kota Hegra untuk melakukan perjalanan dagang menuju kota berikutnya. Namun ditengah perjalanan mereka, rombongan mendadak diserang oleh beberapa kelompok orang berjubah hitam.

Mereka menyerang dengan membabi buta di celah gunung yang cukup sempit dan tinggi itu. Dengan jubah hitam menutup badan serta pedang ditangan, mereka menyerang apa yang menghalang. Mereka menyerang dengan membabi buta. Jumlah mereka tidak lebih dari sepuluh orang. Debu – debu beterbangan. Ringkihan kuda dan beberapa ekor unta menggema di udara. Menimbulkan kebisingan di celah gunung yang cukup sempit dan berkelok – kelok itu.

Debu pasir gurun yang panas dan hiruk - pikuk suara berbaur menjadi satu. Merambat naik melewati kedua tebing yang menjulang tinggi keatas.

Al Siq namanya. Sebuah celah sempit yang menjadi jalan utama menuju Kota Petra. Celah gunung yang selalu ramai dilewati oleh para pedagang dari berbagai wilayah yang tersebar di Jazirah Arab.

Teana yang tak mengerti apa – apa hanya bisa diam menyaksikan kejadian yang dilihatnya. Matanya yang besar berwarna biru itu terus bergerak memantau keadaan disekelilingnya yang semakin kacau.

“Kejaaaarrr…. Kejar mereka. Jangan sampai lolos !” ucap salah seorang pria berjubah putih dengan lantang dari atas kudanya.

“Cepaaaat… Cepat kau lari. Selamatkan dirimu !” teriak salah seorang gerombolah yang berhasil ditangkap oleh pria berjubah putih tadi sambil meronta sebisa mungkin agar terlepas dari genggaman prajurit. Namun gagal.

“Berhenti ! Tak usah dikejar lagi. Kita sudah mendapatkan salah seorang komplotannya. Segera kita bawa ke kerajaan “ ucap pria bersorban putih yang tak lain adalah prajurit kerajaan. Mustafa namanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun