Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Luana?

1 September 2017   21:59 Diperbarui: 2 September 2017   09:37 1974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seketika matamu berbinar karena Matahari cukup rendah hati untuk menyembunyikan sedikit dirinya di balik awan-awan. Angkasa tiba-tiba tahu alasanmu mengecat seluruh tubuhmu. Perlahan-lahan ia menundukkan diri hendak menyapamu.

"Luana, mengapa tadi kamu tidak makan cokelat di dalam rumah saja?"

Sayangnya, kamu belum sempat menghabiskan cokelatmu ketika bayangan-bayangan hitam memeluk lantas melenyapkanmu.

Sayup-sayup saya mendengar seorang gadis kecil bertanya dalam keramaian, "kak, genangan biru muda di bawah pohon itu apa?"

"Sepertinya Angkasa meleleh sedikit,"

1 September 2017, Jika Saja

-

Merangkak | Minum | Menghilang | Menginap | Mengunyah | Melihat |Menghilangkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun