Mohon tunggu...
Gus Memet
Gus Memet Mohon Tunggu... Relawan - Santri Kafir

Ada dari satu suku kata

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

The Iron Man (4): Bunga Abadi

1 Mei 2024   20:51 Diperbarui: 11 Juni 2024   00:29 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Properti pribadi wsbfiscom @gmail.com

"Palaku benjol dikit, Joe, nih lihat." Dia sering disebut berotot bendrat bertulang baja tuang, jatuh sebrutal itu tak bakal berdampak pada fisiknya. Tapi bahwa tak seorang pun pernah membuat metafora soal kepalanya, baru sekarang aku tahu sebabnya.

"Malah Prasodjoe yang dapat kehormatan Angger bagekno (tidak bisa diterjemah, maaf, -ed.), oalah..."

"Eh iya, maaf Man. Paman Sengkuni baik-baik sajakah? Izinkan saya menghaturkan sembah bekti, ya, Man." Masih dalam posisi duduk, buto gundul itu menunduk, menangkupkan kedua epek-epek di dada, memberi hormat pada yang sudah hidup lebih lama. Iya, biar wujud dan kondisi muta'akhir mahluk blasteran itu nggegirisi sekaligus memprihatinkan, pendidikan semenjana, dan lingkungan sosial marginal, soal etika, tata krama, unggah-ungguh, si manusia besi jelas tak mempermalukan kerabatnya dari garis ayah.

"Oke, aku terima sembah baktimu. Sebaliknya, terimalah restuku ya Ngger. Nah, berhubung keadaanmu unusual gitu, ayo, kita balik ke tepi kolam dan lanjut chatting sampai pagi. Mandilah dulu, baumu sudah terlalu."

"Lho, balik lagi to, Gusti? Tujuan kita le sana lho," aku protes.

"Lhah, barang-barang kan masih di pinggir kolam, to, Joe. Mau ditinggal? Lagian, jangan khawatir, besok pagi penderitaanmu pasti berakhir."


"How come?"

"Ada, deh."

"Bawa sabun, Joe?" yang ini Gatotkaca.

***

Setelah mandi dan diberi Mahapatih sekadar kain yang dililitkan di pinggang untuk menutup bagian bawah body, Gatotkaca dengan enteng ngrempeli cabang-cabang kering pohonan untuk memperbesar pendiangan. Sudah itu ia duduk bersila beralas rumputan di seberang unggun yang seberang lainnya ditempati Mahapatih. Mereka akrab berbincang kronologis sebab musabab pertemuan kami yang ganjil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun