Menjadi petani tembakau ternyata tak segampang yang saya bayangkan. Proses mengolah daun tembakau butuh pengalaman dan teknik yang dilakukan secara hati-hati dan teliti.
Pembibitan tembakau dilakukan dengan cara tunas pada sebidang tanah, setelah dewasa dipindahkan ke lahan yang lebih luas. Setelah dewasa, daundaun tembakau yang tumbuh dibedakan dalam tiga posisi, daun bawah, daun tengah, dan daun bagian atas (dekat kuncup atau bunga).
Normalnya, dalam setahun, petani tembakau panen paling banyak 3 kali. Kondisi normal panen ini mereka alami sejak 2010, di mana saat itu harga per kilogram daun tembakau Sumenep masih tembus hingga Rp. 95.000.Â
Hingga tahun 2018 kemarin, harga tembakau di tingkat petani yang kian menurun, membuat petani tak lagi mengikuti sistem panen menurut posisi daun. Saat ada permintaan dari perusahaan rokok, ya sudah, mereka langsung memanennya sekaligus.
Rupanya, biaya perawatan tanam yang tinggi membuat petani tak mampu berlama-lama menunggu panen menurut posisi daun. Di tambah dengan risiko perajangan dan pengepakan, mereka ikhlas merugi bahkan hingga berujung maut karena stress usahanya rusak.
Sistem pemanenan sekaligus tanpa diiringi permintaan yang tinggi menjadikan petani tembakau terpaksa menyimpan sisa tembakau yang tak laku di gudang masing-masing.Â
Ada yang milik sendiri, ada yang milik kelompok tani, ada pula yang menyewa. Semua mereka lakukan demi menjaga kualitas daun tetap baik dan masih bernilai jika ada perusahaan rokok yang order.
Saya pun tercengang karena saat daun tembakau usai dipanen, untuk menghilangkan getah di dalam daunnya dilakukan dengan cara meniriskan daun sedemikian rupa sehingga posisi tangkai daun berada di bawah (vertikal) atau posisi daun dijepit dan ditegakkan.Â
Jika tak demikian, harga daun tembakau juga rusak karena rasanya akan pahit akibat ada getah yang terkandung di daunnya.
Beberapa waktu ini tentu sempat kita mengetahui bahwa tahun depan (2020) pemerintah sepakat menaikkan harga rokok per bungkusnya.
Kebijakan itu saat ini memang belum dieksekusi, tapi dampaknya justru sudah mulai terasa. Harga rokok yang bakal naik secara otomatis menunjukkan bahwa beban pengusaha rokok bertambah.Â