Mohon tunggu...
syaihu arrahman
syaihu arrahman Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Asta Tinggi Sumenep: Kompleks Makam Raja-Raja Sumenep yang Megah

18 Mei 2024   10:48 Diperbarui: 18 Mei 2024   10:59 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu Masuk Asta Tinggi (foto : Tempo)

Asta Tinggi Sumenep adalah situs sejarah yang merupakan makam para raja Keraton Sumenep. Terletak di dataran tinggi Desa Kebonagung, Kecamatan Kota, Sumenep, Jawa Timur, Asta Tinggi tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi para bangsawan, tetapi juga menjadi objek wisata religi yang menarik banyak peziarah.

Sejarah Singkat Asta Tinggi Sumenep

Asta Tinggi Sumenep pertama kali dibangun sekitar tahun 1600-an Masehi. Sebelum adanya Asta Tinggi, makam raja-raja Sumenep tersebar di berbagai tempat. Misalnya, makam Raja Joko Tole, Raja Sumenep ke-13, terletak di Asta Sa'asa, Kecamatan Manding, Sumenep, sedangkan makam Pangeran Sinding Puri atau Arya Winabaya, Adipati Sumenep, berada di Desa Bangkal. Ketika Asta Tinggi mulai dibangun, tujuannya adalah untuk mengumpulkan makam-makam tersebut di satu tempat yang lebih terorganisir dan terhormat.

Pembagian Kompleks Makam

Kompleks Asta Tinggi terbagi menjadi dua bagian utama: barat dan timur. Pembangunan bagian barat dimulai oleh Pangeran Rama  (P Cokronegoro II), raja ke-25 Sumenep, sekitar tahun 1695. Pintu masuk ke bagian ini dipengaruhi oleh arsitektur Hindu Jawa, yang mencerminkan masa pemerintahan Pangeran Rama di bawah kekuasaan Mataram. Salah satu ciri khas dari pembangunan ini adalah pagar batu yang mengelilingi kompleks pemakaman, yang dibangun tanpa menggunakan semen atau perekat, melainkan disusun dan ditata dengan rapi.


Pengaruh Budaya dalam Arsitektur

Pembangunan Asta Tinggi Sumenep tidak berhenti di situ. Panembahan Sumolo (Pangeran Notokusumo I Asiruddin) melanjutkan pembangunan dengan menambahkan elemen-elemen arsitektur bernuansa China, Eropa, Arab, dan Jawa. Nuansa multikultural ini sangat terasa ketika peziarah memasuki bagian timur kompleks makam, di mana Panembahan Sumolo juga dimakamkan. Pembangunan kompleks ini kemudian disempurnakan oleh Sultan Abdurrahman, putra Panembahan Sumolo, dan dilanjutkan oleh putranya, Panembahan Moh Saleh.

Asta Tinggi Sumenep (foto : OkeNews)
Asta Tinggi Sumenep (foto : OkeNews)

Tokoh-Tokoh Penting yang Dimakamkan di Asta Tinggi

Tokoh pertama yang dimakamkan di Asta Tinggi adalah Tumenggung Anggadipa atau Pangeran Anggadipa, seorang bangsawan Jepara yang ditunjuk oleh Kerajaan Mataram untuk memimpin Sumenep setelah invasi Sultan Agung ke Madura. Kompleks makam ini memiliki dua pintu gerbang: gerbang barat dan gerbang timur. Di gerbang barat terdapat tiga kubah yang masing-masing berisi beberapa makam, sementara gerbang timur memiliki satu kubah utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun