" Nando..." Suara diseberang terdengar lagi.Â
" I..iya emak, Nando sudah di terminal, nanti siangan dikit Nando beliin obatnya ya, Emak..." Ucap Nando lembut. Â
Nando tak sadar, entah kapan dan gimana caranya, Nancy sudah berdiri dibelakangnya. Nguping ucapan Nando ditelepon.Â
" Kalau kamu cerita dari awal, aku akan bantu kamu beli obat buat emakmu, Nando...tak perlu memakai cara Barbar kayak gitu..." Mata Nancy berkaca-kaca.
Nando terkesiap. Sontak tubuhnya berbalik, menatap Nancy yang sudah berdiri sambil melipat tangan. Â
Nando tergugu. Â
" Ma...maaf.." Tiba-tiba, entah kekuatan darimana, Nando memeluk Nancy. Â
" Aku antar kamu pulang.." Bisik Nancy. Â
Setiba dirumah... Suasana sepi. Masih kayak pagi-pagi yang lain. Seperti dulu, beberapa tahun lalu ketika Nando beranjak dari halaman rumah ini dan merantau. Bau pasir putih khas pantai tercium dati pelataran. Beberapa pot bunga menggelantung di teras menambah asri halaman rumah.Â
" Emakk...!" Pekik Nando tak sabar. Â Belum ada jawaban. Â Nando membuka pintu, alangkah kaget melihat emak terkulai lemas dikursi rotan yang sudah usang.Â
" Emakkkk!" Â
Nando memeluk emak, " Bangun, Emak...ini Nando bawa duit buat beli obat yang emak pesan! " Nando memeluk emak sesenggukan. Â
Nancy hanya terpaku ditempatnya berdiri.Â