Mohon tunggu...
Den Ciput
Den Ciput Mohon Tunggu... Penulis - I'm a writer...

Just Ordinary man, with the Xtra ordinary reason to life. And i'm noone without God.. http://www.youtube.com/c/ChannelMasCiput

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nando, Penodong di Bus Malam

6 September 2018   02:25 Diperbarui: 6 September 2018   03:18 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa kita tambah ganteng atau cantik kalau kecoa bisa hidup sepuluh hari tanpa kepala.
Nah, lalu ada lagi profesor kurang kerjaan yang juga meneliti kehidupan para serangga. Katanya serangga nggak bisa merasakan sakit. Kalau serangga nggak bisa merasakan sakit, kenapa semut menggigit kita, padahal Cuma kesenggol dikit! Kenapa coba... ?
Biar apa coba?
Biar kita nggak coba-coba menyakiti serangga, karena akan mubazir, gitu? 

Itulah manusia.  

Dan saat ini Nando hanya perlu melihat beliakan mata indah itu tanpa perlu tanya kenapa mata itu indah.  
" Can you hear the drum, fernando..?  "
"  I remember long ago another starry night like this.."  Nando meneruskan lirik lagu legendaris ABBA itu. Kini dua sadar, kenapa mata itu berbinar. Rupanya dia menyukai itu.
" Kamu suka Abba ya..?"  
" Dulu waktu opa masih ada, beliau suka nyanyi lagu-lagu ABBA.."
" Opa? Kamu keturunan suku tertentu?" Dahi Nando mengernyit tanpa bermaksud rasis.
" Iya, suku Jawa.."  

Mereka ngakak berjamaah.
Tawa yang riang.
Bus malam masih melaju dengan tenang. Mereka menikmati ayunan Air Suspension yang lembut. Tak lama mereka pun terlelap. Terlena dengan mimpi masing-masing.
Mereka lelap? Tidak dengan Nando. Cowok itu tampak gelisah tak menentu. Sebentar-bentar menghela nafas.  

Tiba-tiba... 

Klik!

Suara pisau lipat Made In Swiss terbuka. Sejurus kemudian sudah menempel di leher Nancy. Merasa ada benda dingin menempel dileher, Nancy terbangun. Belum genap kesadarannya, " Sstt...keep silent. Serahkan gadget, dan dompetmu beserta isinya, dan kamu akan aman!" Gertak Nando setengah berbisik. 

" Nando...apa-apaan ini..?!" Nancy bergidik menahan dingin, antara udara AC, pisau yang nempel dileher, terbalut sempurna dengan rasa takut yang bukan kepalang. 

" Turuti kataku!" Ulang Nando. 

Nancy mengeluarkan seluruh benda yang diminta Nando. Dengan cekatan setengah gemetar Nando memasukkan benda-benda beserta uang yang diminta kedalam saku jaket Jeans-nya. Selanjutnya Nando merangkul pundak Nancy. Tanpa Nando sadari, sebenernya Nancy tidak takut dengan apa yang barusan diperbuat Nando.  

Nancy hanya perlu tahu, kenapa Nando melakukannya, itu saja.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun