Mohon tunggu...
Henry Lukito
Henry Lukito Mohon Tunggu... Insinyur - Direktur

Praktisi industri kelapa sawit dan agrobusiness dan disainer property high rise building

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Faktor Melemahnya Produk Pertanian dan Solusinya

5 September 2017   17:07 Diperbarui: 5 September 2017   17:13 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Hal yang menyebabkan melemahnya produksi pertanian dan solusinya bagi peningkatan produksi pertanian bagi Indonesia

Dalam pemikiran mengenai melemahnya produksi pertanian maka saya akan masukkan dalam parameter awal adalah para pihak yang berpengaruh terhadap produksi pertanian. Apa saja itu ?

1. Petani

2. Lahan tempat bertani

3. Iklim/cuaca

4. Teknologi pertanian baik dari segi bibit, pupuk, dan teknik aplikasi penanaman .

5. Hama penyakit

6. Regulasi pemerintah terhadap harga pupuk, bibit, hasil produk, pajak dan peruntukan wilayah serta perda perlindungan areal

7. Peningkatan jumlah penduduk

8. Umur guna hasil pertanian.

9. Produk pengganti bahan pertanian

10. Harga tanah disekitar wilayah pertanian itu.

Kita akan bahas satu persatu masing-masing parameter,

1. Petani

Semakin hari semakin sedikit orang yang berprofesi sebagai petani. Memang banyak sekolah di desa namun itu tidak membuat murid2 mencintai profesi yg sudah beranak cucu disana. Mind set bahwa petani adalah sebuah profesi yang tidak menarik dengan bukti bahwa anak2 SD di desa jika ditanya cita-cita nya maka sangat sedikit sekali bahkan tidak berimbang dengan jumlah ayah yg berprofesi sebagai petani. Misal ayah yg berprofesi petani ada 300 orang dari kelas 1 sampai kelas 6 masing2 berjumlah 50 orang per kelas. Maka anak yg bercita-cita menjadi petani tidak lebih dari 300 itu.

2. Lahan tempat bertani

Areal pertanian sendiri dari tahun ke tahun semakin berkurang. Ada beberapa alasan yang mendasari hal ini

a. Areal pengairan yang harus dirawat namun anggaran dari pusat yg tdk konsentrasi terintegrasi shg semakin lama semakin sedikit areal yg sanggup ter airi oleh pengairan karena sedimentasi semakin tinggi. Dan akhirnya wilayah itu menjadi wilayah mati tdk sanggup dijadikan areal pertanian lagi.

b. Banyak areal yang sudah mati disengaja ini dikonversi menjadi lahan tidak beguna dan akhirnya dimanfaatkan untuk keperluan lain misal pengembangan kota, pengembangan areal industri, pengembangan areal hunian.

c. Adanya kemampuan pemda untuk mengkonversi areal pertanian menjadi areal penggunaan lain

d. Munculnya NJOP yang dari ke hari naik linier shg lahan pertanian menjadi lahan yg harus bekerja lebih besar dan lebih berat shg akhirnya mereka tidak kuat dan menjual areal itu dengan acuan minimal senilai NJOP.  Bahkan banyak yg berpraktek dijual dengan nilai 10x bahkan 20x nilai NJOP. Dan herannya ada yang mau membeli untuk dijadikan perumahan. Dan akhirnya berkuranglah areal pertanian didaerah itu. Saran saya sebaiknya semua lahan pertanian boleh diganti peruntukannya asalkan diganti tanah lain di wilayah yg dekat dengan konversi penggantian luasan 2 sampai 3x atau jika memungkinkan 4x dengan penyiapan sistem pengairan agar perbaikan unsur hara dapat segera dipulihkan dan akhirnya lahan pertanian bisa semakin luas. Hal lain yang harus disiapkan adalah teknology pertanian nya yg harus diubah. Misal  ada 1 areal yg akan dibangun areal industri maka pihak pengembang bertanggung jawab mencari lahan pengganti seluas 3-4x lahan semula lengkap dengan drainase areal yg baik yaitu saluran primer, sekunder dan tersiernya harus baik alirannya pada saat serah terima. Selain itu, jika bibit tanaman di wilayah awal bisa dipakai penanaman 2x pertahun, maka diwilayah baru ini harus bisa 3x pertahun dan kemampuan bibitnya yg perpanen bisa mengasilkan 10 ton per panen maka bibit batu harus menghasilkan 15 ton per ha per panen. Jika ini semua dilakukan maka perpindahan areal itu bisa disetujui oleh kepala daerah dan peningkatan PAD akan berlipat-lipat dibanding sebelumnya.

3. Iklim/cuaca

Para ahli pertanian bisa terlibat lebih intensif untuk mensiasati permasalahan iklim ini. Skema yg dibuat bisa bermacam misal dengan cara seluruh areal pengganti seperti yg sudah dijelaskan di point 2d itu menjadi celah masuk.para ahli pertanian yg bisa memfasilitasi dan mereka pun mendapat remunerasi yg ideal bagi ahli pertanian

4. Point ini adalah ranah dari para ahli pertanian jika point 2d berjalan dengan baik maka point 3 dan 4 dapat lebih di optimalkan. Karena sebagai ahli pertanian itu adalah sebuah cita2 untuk membuat hal yang lebih baik dan bukan untuk semakin mengurangi jumlah petani secara nasional. Pendidikan menengah kejuruan pun harus sudah dilakukan untuk para petani modern. Shg profesi petani itu bukan profesi desperate.

5. Hama penyakit
Jika memang para ahli pertanian diberikan remunerasi yg cukup pasti mereka akan berpikir lebih untuk perbaikan pertanian itu dan harus ada lembaga riset 1 kecamatan yg ditempati ahli pertanian khusus mengenai hama yg disambungkan dengan tingkat kabupaten dan propinsi. Semua harus terintegrasi dengan baik. Masing2 profesi bekerja secara proporsional dan remunerasi yg baik, maka akan betah mereka semua di masing2 jobnya.
Saya ada teman yg lulus terbaik dari universitas pertanian terbaik di negeri ini dan saat ini sudah menjadi profesor dibidang teknology pangan di Belgia. Mengapa demikian? Karena di Belgia semua remunerasi dan karir sangat baik. Mengapa tidak mau kembali ke Indonesia? Hmmm, sementara ini tidak. Begitu penjelasan singkat dia. Dia seorang Doktor peneliti dalam teknology pangan. Sangat ahli dibidang pertanian, warga negara Indonesia namun dia mengabdi pada negara lain. Mengapa demikian? Semoga ini semua bisa menjadi renungan bagi kita semua.

6. Regulasi pemerintah terhadap harga pupuk, bibit, hasil produk, pajak dan peruntukan wilayah serta perda perlindungan areal

Perimbangan harga pupuk yg wajar namun tahapan ini tidak terlalu mempengaruhi pengurangan areal pertanian yang ada.
Bibit unggul sering disalah artikan pada kondisi ketahanan pangan disuatu wilayah shg kita semua tidak sadar bahwa areal lahan pertanian berkurang meskipun produktivitas pertumbuhan bibit baru sudah dinaikkan. Misal  bibit lama mengasilkan 15 ton panen pada setiap panen sedangkan bibit baru menghasilkan 25 ton panen setiap panen. Seharusnya diwilayah itu produksi pertanian meningkat 40%. Namun faktanya pertumbuhan kemampuan produksi stagnant. Dan kadang malah harus import produk pertanian. Jawabannya adalah lahannya berkurang drastis.!!!. Untuk itulah pemahaman pemda mengenai hal ini sangatlah dibutuhkan bukan hanya pajak melulu yg dihasilkan dari NJOP dan konversi NJOP lahan pertanian ke perumahan. Memang meningkat PAD tetapi secara nasional kita semakin melemah. Mudah diserang dari berbagai pihak. Iklim, produk pertanian import, korupsi memainkan rate dan harga import, korupsi dalam pembebasan tanah dan pemberian ijin lokasi baru. Ini semua harus segera dihentikan jika tidak ingin anak cucu kita hancur. Dan hanya makan bahan2 kimia saja atau bahan2 import. Sedangkan kemampuan export kita lemah karena tanah2 banyak dikuasai pemegang saham asing yg menggunakan cara2 kotor dalam.instrument bank.

7. Peningkatan jumlah penduduk

Perbandingan kelahiran dengan kematian di Indonesia masih memenuhi rasio lebihbbesar kelahiran daripada kematian. Ini yang sering dilupakan orang shg kementrian pertanian memudahkan cara untuk mengatasi kelangkaan bahan pertanian adalah dengan import bahan2 shg untuk sementara waktu tidak terlihat kelemahan ini. Namun pada jangka panjang akan significant. Untuk itu diperlukan suatu sikap yg jelas dari pemerintah, para wakil rakyat dan para pemegsng keputusan serta masyarakat dan para pengusaha untuk saling memahami dan mentaati masing2 regulasi agar pertanian tidak.semakin turun luasan arealnya, justru seharusnya semakin luas areal pertanian krn penduduk semakin meningkat.

8. Umur guna hasil pertanian
Ini berkaitan dengan kemauan para petani untuk menanam produk ini jika semakin bisa bertahan lama maka produk itu semakin diminati untuk ditanam. Juga jaringan mata rantai suplai diperbaiki agar semakin tinggi semangat petani memanam produk pertanian itu. Dulu ada Bulog sekarang hilang...

9. Produk pengganti bahan pertanian
Kembali ke point 2d

10. Harga tanah disekitar wilayah pertanian itu.
Lahan pertanian tidak.bisa ditimbulkan nilai NJOP nya dan tidak bisa diperjual belikan kecuali diganti dengan wilayah lain dan harus siap sebagai lahan pertanian. (Konsep tukar guling) dengan kelengkapan lahan lebih luas 3-4x. Drainage sistem nya sudah dibuatkan dan aliran air serta tata airnya sudah baik, barulah tanah tukar guling dilakukan.

Semoga Indonesia memiliki peningkatan ketahanan pangan yang significant dan mampu bersaing di tingkat asean.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun