Maka kalau para SJW dan kiri cebok ikut-ikutan menyuarakan tuntutan Jokowi harus turun, tentu adalah sebuah lelucon.
Terbukti, gerakan yang kemarin dimulai dengan hashtag #GejayanMemanggil dan berlanjut keesokan harinya dengan tagar #HidupMahasiswa ini kemudian membantah mati-matian kalau aksi mereka bertujuan menurunkan presiden.
Barisan patah hati yang sibuk menuntut #TurunkanJokowi, disangkal sebagai bagian dari aksi, malah dicap sebagai penunggang.Â
Mesin analisa Drone Emprit, melalui Ismail Fahmi, yang biasanya analisanya sering diprotes cebongers pun mengkonfirmasi upaya penunggangan ini. "Tagar #TurunkanJokowi ternyata bukan bagian dari mereka yang mengangkat #GejayanMemanggil. Seperti buatan oposisi," tulisnya setelah membaca hasil analisis perangkat lunak tersebut.
Dan sungguh walaupun saya banyak tidak setuju dengan aspirasi mahasiswa saat ini, saya mati-matian mengatakan kepada pendukung Jokowi, yang sering distempel buzzer seenaknya, bahwa aspirasi dan demonstrasi mahasiswa harus dihargai.
"I may disapprove of what you say, but I will defend to the death your right to say it!" kata sebuah ungkapan lama yang saya kutip kembali. Kita tidak harus menyindir-nyindir bahkan menyinyiri aksi ini.Â
Bahwa ada pula yang menyerang aksi ini tidak secanggih aksi 1998 yang berhasil menurunkan rezim sampai harus dipenjara bahkan hilang dan terenggut kehidupannya, saya bertanya, "Buat apa? Mahasiswa tidak harus jadi aktivis 98 untuk ambil bagian. Tidak harus meniru mereka. Ga harus ikut-ikutan jadi serius dan berdarah-darah. Sebab sekarang memang bukan masanya untuk berdarah-darah.."
Karena kita memang sudah memasuki masa demokrasi, di mana orang tidak harus "disekolahkan" hanya karena ia memiliki pendapat berbeda atau menentang rezim. Dengan kita membiarkan mahasiswa berdemo sampai mereka cape dan bubar sendiri, maka terbuktilah kalau inisuasi para SJW bahwa Jokowi itu diktator keliru.Â
Beres kan?
"SAYA DULU JUGA DEMONSTRAN!!! TAPI AKSI HARI INI BERBEDA DGN ZAMAN SAYA DULU. KAMI AKSI MURNI DAN BLA... BLA... BLA... mundur bos. Wis wayahe ngombe obat kolesterol, darah tinggi, asam urat. Biarlah generasi hari ini menorehkan tinta sejarahnya."
Saya kagum, Mas Kokok selalu sukses menyampaikan pendapatnya dengan bernas, tanpa kehilangan kelucuannya. Saya rasa kalau nanti sukses jadi pemimpin, dia akan mirip presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, yang mantan pelawak itu.Â