Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Suara-suara yang Memainkan Imajinasi dan Psikologis Penonton dalam The Zone of Interest

5 April 2024   05:35 Diperbarui: 6 April 2024   14:37 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdekatan dengan rumah mereka yang mewah adalah kamp konsentrasi yang kerap memperdengarkan jeritan kesakitan para tawanan (sumber gambar: Rotten Tomatoes) 

Jeritan ketakutan dan kesakitan para tawanan yang disiksa di kamar gas beracun mengisi hampir sepanjang film. Suara itu menyayat, memilukan, dan menghantui. Suara-suara itulah yang menjadi sumber teror dan horor yang dialami penonton The Zone of Interest. Suara dan musik dalam film berhasil mendramatisasi dan membawa penonton ke atmosfer yang mencekam.

Cerita dalam The Zone of Interest sebagian terinspirasi dari kisah nyata tentang peristiwa holocaust yang dilakukan oleh Nazi. Berbeda dengan film-film tentang holocaust yang banyak menampilkan kekejaman tentara Nazi seperti The Boy in the Striped Pajamas, Life is Beautiful, dan Schindler's List, film garapan Jonathan Glazer ini malah terkesan damai. Bahkan sangat minim adegan kekerasan. Namun, imajinasi penonton tentang kekejaman pasukan Nazi dan penderitaan para tawanan ini menyeruak dengan mendengar suara-suara menyayat tersebut.

Cara Jonathan Glazer menyampaikan cerita yang merupakan adaptasi bebas dari novel Martin Amis berjudul The Zone of Interest ini memang unik. Alih-alih menampilkan kekejaman Nazi dengan gambar korban yang memilukan dan aksi penjaga kamp konsentrasi yang brutal, ia memilih bermain-main dengan imajinasi melibatkan suara dan musik.

Dalam makalah yang ditulis oleh Yogi Tri Kuncoro berjudul Aspek Suara Sebagai Penggambaran Sudut Pandang Karakter: Studi Kasus Tiga Karakter dalam Film Begin Again (2013), Hacksaw Ridge (2016), A Quiet Place (2018), dijelaskan bahwa suara memiliki peranan penting dalam film. Suara ini mampu memberikan penekanan emosi dan informasi dalam menyampaikan cerita.  

Suara juga bisa memberikan efek dramatis, memainkan tensi ketegangan, ataupun efek mencekam dalam film. Elemen suara sendiri di antaranya terdiri atas tinggi rendah nada, warna suara, dan volume suara. Suara juga bisa hadir lewat pidato atau narasi, sound effect, dan juga noise.

Elemen suara ini sering dieksplorasi oleh sineas film horor dan suspence. Film A Quiet Place, misalnya. Oleh karena film ini memiliki nuansa sunyi, maka suara apapun yang muncul dalam film membuat penonton merasa tegang dan penasaran. Bahkan penonton ikut-ikutan berhati-hati bergerak selama menonton.  Menyantap popcorn dan minum soda pun jadi pelan-pelan seperti tokoh dalam film, agar tidak berisik selama menyaksikan film ini.

Awalnya film ini seperti keluarga bahagia biasa (sumber gambar: IMDb)
Awalnya film ini seperti keluarga bahagia biasa (sumber gambar: IMDb)

Film horor memang kerap bermain-main dengan suara. Cobalah menutup kuping selama menonton film horor seperti Conjuring dan Pengabdi Setan, eh level seramnya jadi berkurang dibandingkan apabila penonton juga berkonsentrasi dengan suara dalam film. Dalam film horor teranyar Joko Anwar berjudul Siksa Kubur, penonton Gala Premier berujar bahwa suara dalam film tersebut membuat adegan-adegan menyeramkan jadi makin mencekam dan menegangkan.

Oh iya saya jadi ingat selama menonton film Ford v Ferrari di bioskop, deru mobil balap membuat penonton seperti berada di dekat lintasan balapan. Tak heran jika film ini berhasil meraih piala Oscar untuk kategori best sound editing.

Nasib serupa juga dialami oleh The Zone of Interest yang turut berhasil meraih piala Oscar kategori best sound di ajang Academy Awards 2024. Keputusan Jonathan Glazer adalah tepat untuk kembali mengajak tim suara dan musik dari film Under the Skin yang juga disutradarainya. Mereka adalah Johnnie Burn yang kali ini mengajak Tarn Willers untuk membidangi divisi suara. Sementara untuk musik, komando kembali dipegang Mica Levi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun