Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Totalitas dalam Berkarya

25 Februari 2018   15:16 Diperbarui: 26 Februari 2018   04:17 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu bagian yang cukup membosankan, sebenarnya. Saya benar-benar harus teliti ketika membaca setiap artikel, kalimat, dan kata.

Bisa dibayangkan, setiap kata harus saya teliti. Adakah huruf ganda, kurang, atau salah. Cahaya layar monitor komputer pun bisa melelahkan mata, dan mudah memicu kecerobohan.

Membosankan dan ceroboh memang risiko logis bagi saya. Biasanya saya lakukan lebih sehari. Untuk mengantisipasi kebosanan, saya berhenti memeriksa aksara pada bagian tertentu lalu mengalihkan perhatian pada perancangan sampul, meski pada tahap rencana. Dengan bermain warna dan gambar, kebosanan bisa tereliminir.

Setelah kebosanan menyingkir, saya kembali memeriksa aksara pada bagian selanjutnya. Begitu terus-menerus saya lakukan agar bisa mengurangi kesalahan manusiawi itu.

Saya harus yakin bahwa saya menghargai karya saya sendiri sebelum berharap nanti pemesan/pembeli menghargai karya saya. Itulah yang tadi saya singgung, "Dengan kesadaran dan kesabaran pada diri sendiri, saya berusaha keras mendayagunakan (eksploitasi?) diri saya." Saya berusaha selalu tabah menghadapi layar monitor jika sudah berurusan dengan pemeriksaan aksara.

Membuat Ilustrasi Isi

Bagian yang biasa  bagi saya sejak SMA dan kuliah. Sebelum buku ini, saya sudah melakukannya untuk buku saya sebelumnya, semisal Siapa Mengontrol Siapa (2016).

Saya tidak mau menggunakan ilustrasi yang sudah ada di Kompasiana. Saya memiliki selera sendiri, dan selalu berusaha untuk sedikit berbeda dengan apa yang sudah tersedia pada artikel saya di Kompasiana.

Untuk itu saya membuatnya sendiri secara manual atau hitam-putih. Setelah itu barulah saya pindai (scan). Dengan membuat ilustrasi sendiri, saya bisa benar-benar leluasa mengolah-kelola kemampuan saya sendiri. Jelas ada kepuasan tersendiri dong!   

Menata Isi

Saya memiliki format penataan isi secara sederhana. Tidak rumit menggunakan program khusus, semisal pagemaker, seperti yang saya kenal ketika aktif di pers mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun