Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita yang Terlupakan

27 Juni 2019   22:43 Diperbarui: 27 Juni 2019   22:45 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita yang terlupakan, diantara kemasan-kemasan kejadian yang tak pernah memihak. Terlantar jauh ke dalam belantara keinginan, kemudian tersesat pada gempitanya mimpi-mimpi.

Lalu untuk apa harapan-harapan kau hamparkan di kepala dan pemahaman kami, kalaupun pada akhirnya kenyataan yang kau tawarkan, hanyalah tentang ketidakmampuan menepis ego dan ketidakberdayaan menolak kepentingan.

Simpan saja bualan tentang kisahmu yang menghanyutkan, tentang mampumu taklukkan samudera dan gelombangnya. Biarlah aku mendayung sampan di tengah derasnya arus kekecawaan, sampai akhirnya kutemukan sendiri daratan pelega angan-anganku.

Mungkin ini tak adil buatku. Tapi, untuk apa lagi kita berdebat tentang keadilan. Bukankah itu adalah bahagian dari bualanmu, dari kisahmu yang tak pernah mampu membuatku kembali utuh. Menjadi seseorang yang selalu hidup dengan cita-cita.

Sinjai, 27 Juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun