Mohon tunggu...
Fingga Martin
Fingga Martin Mohon Tunggu... Penulis - Penyair Jalan

CP: fingga.martin86@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumah

18 Agustus 2019   18:00 Diperbarui: 18 Agustus 2019   20:05 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by pinterest

Rum...

Jangan tanyakan rindu,

Juga syair-syair rancu,

Atau sajak-sajak lampu,

yang dihimpit selangkangan para pecandu,

Itu akan terlihat kelabu.

Rum...

Jangan harap kedatanganku,

Ambisi-ambisi yang dulu,

Cerita klise bapak dan ibu,

Itu akan terdengar sendu.

Kini biar aku saja yang bertanya,

Tentang pohon-pohon limau dan jambu.

Sudahkah mereka semua berbuah?

Serta botol-botol liar di kamarku,

Apa masih utuh?

Atau sudah pecah?

Masihkah ayunan berjengkit sendiri?

Di perlintasan hari.

Di depanmu.

Hingga ocehan para tetangga,

Membikin resah Kepala Desa,

 

Tapi, ah sudahlah...

Tak perlu kubahas bahasamu itu.

Kini terpaksa kau musti kutata,

Supaya cepat laku dan memiliki harga.

Meski tanpa setabur pengecualian dan perbandingan,

Pantang belas kasih didamba.

Hati hilang berkali-kali sekian,

Dikau merdeka sejak kematian.

***

Cirebon, 06 Agustus 2019

Fingga Almatin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun