Cerpen l Suami Sayang Burung, Romlah Ikut Senang
Perhatian Bang Jali kepada binatang kesayangannya: burung dan kucing, pasca Pilkada DKI Jakarta boleh dibilang makin serius. Burung kecer, murai batu dan perkutut, setelah hari pencoblosan, mendapat pelayanan istimewa.
Diberi makan, dimandikan dengan cara disiram dan disemprot menggunakan alat pengering rambut (hair dryer) agar bulu-bulu burung miliknya itu tidak tak terlalu lama basah.
Bang Jali mengaku selama musim kampanye di Jakarta dirinya tidak serius mengurus burungnya. Kandang jarangan dibersihkan. Di tengok pun jarang. Paling-paling saat memberi makan dan menuangkan air ke dalam kandang. Setelah itu ia ngacir dan menemui teman-temannya di pinggir jalan dekat warung kopi.
“Sekarang giliran lu gue perhatiin,” kata Bang Jali sambil berceloteh seorang diri di pekarangan rumahnya yang dipenuhi kandang burung bergelantungan.
Dulu, Bang Jali termasuk orang gila bola. Tetangganya menyebut dia udah jadi gibol. Setelah tim Persija sering keok atau kalah, ia kecewa dan kemudian mengalihkan perhatiannya ke batu cincin. Setiap hari ia banyak membuang waktu di Pasar Batu Permata di kawasan Rawabening, Jatinegara. Di situ ia nongkrong, membawa batu sebesar jengkol untuk digosok. Bisa sehari penuh, terutama ketika Sabtu dan Minggu.
Berjam-jam ia menunggu batu kesayangannya selesai digosok untuk kemudian dipercantik, dibentuk sesuai ukuran yang diminta lantas diikat. Ikatannya kebanyakan terbuat dari perak, yang sudah jelas mahal harganya. Di pasar permata itu pula banyak berbagai jenis batu permata dijual berikut pengikatnya.
Banyak pedagang batu dari berbagai daerah datang. Dia pernah dengar ada pedagang mati nggak ketahuan lantaran tidur di mobilnya sendiri. Karena pintu dan jendela rapat, pakai obat nyamuk pula, para pedagang itu tewas lantaran menghisap racun.
Soal batu cincin, Bang Jali paling suka menggunakan batu permata delima. Giok juga disukai, yang penting berasal dari Cina. Meski mahal, ia tetap berupaya untuk mendapatkan batu-batu tersebut.
“Nggak apa hobi batu. Daripada hobi kawin melulu,” kata Romlah, bininya yang menyaksikan teman Bang Jali suka kawin cerai di kampungnya.