Maarif-suryadi.blogspot.com
.
Izinkan aku melukiskan hati yang tergores,
menorehkan luka yang teramat dalam,
tentang kepergian sang pendamping hidup.
Hidup yang hanya sesaat denganmu masih terasa hangat dijiwaku.
Canda dan rayumu seakan tak pernah henti membuatku tersenyum bahagia.
Pujian yang membuatku berharga dari segala yang ada pada milikmu tak pernah membuatku berlalu.
Semangat membara menyemarakan hatiku,dengan kisah romantisme kehidupan yang ditanamkan selalu pada dinding sukma pendamai jiwa.
Meskipun hanya sedetik engkau luput dari pandanganku, namun bayanganmu begitu lekat di kedalaman cintaku
*****
Ah…bayangan sendu itu menyeruak kedinding lara
Menyapa rasa tak kuasa menahan asa
Tanpa kusadari cinta menjauh pergi selamanya.
Bagai ditusuk duri mawar, sakit meninggalkan wanginya
Begitulah rasanya nafas cinta berakhir diraga
Terlepas menghempas terasa dirampas saat kekasih datang melambay
Aku tak biarkan kekasih pergi tanpa membawa cintaku
Ku rajut benang setia merangkul erat janji ikatan suci
Bergandengan kemuara syurgawi
*****
Bait-bait puisi yang terasakan, bila seandainya kekasih belahan jiwa pergi untuk selamanya. Seperti yang dialami oleh saudari kita “istri alm Uje (Pipit Dian Irawati)