Sedangkan people power saat ini disebabkan oleh keinginan masyarakat yang telah mengolah informasi dengan cermat, menimbang dengan hebat, dan memandang bahwa inilah cara membangunkan nurani para penguasa negri untuk kembali menjadi wakil rakyat yang berdaulat.
Sempat terbersit rasa penasaran dalam benak saya saat melihat beberapa orang tua yang begitu nyata dan penuh ketegasan mendukung setiap aksi putra-putri mereka untuk turun ke jalan menyalurkan aspirasinya bagi negri ini.
Terbayang dalam pikiran saya bagaimana jika anak saya sendiri atau paling tidak murid saya sendiri terlibat dalam aksi tersebut, apa yang akan saya lakukan? Mendukung aksi mereka atau melarang mereka? Mengingat dahulu pun saya sempat turun ke jalan saat penumbangan rezim Orde Baru.
Ya, mahasiswa bukanlah anak-anak sekolah dalam strata setingkat Sekolah Menengah Atas. Mereka mempunyai mentalitas yang berbeda (seharusnya).
Jika beberapa pihak mengatakan bahwa kaum civitas akademika adalah salah satu alat penguji postulat kebenaran, saya sepakat. Namun ada satu hal yang perlu dicermati, adalah apakah seorang mahasiswa benar-benar paham mengenai issue yang sedang diangkat dalam sebuah aksi massa.
Hal ini dikarenakan pesatnya kemajuan teknologi informasi masa sekarang ini, diharapkan mahasiswa mampu memfilter segala informasi yang diterima agar perjuangan yang sedang mereka lakukan adalah murni adanya.
Edukasi terhadap respon sosial memang perlu ditanamkan. Jiwa patriotik perlu ditumbuhkan. Tapi santun ilmu pengetahuan pun harus dikedepankan. Agar kredibilitas instrumen penguji dari sebuah postulat itu benar-benar terpercaya.
*Salam edukasi anak negeri.