Mohon tunggu...
Demar Adi
Demar Adi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka menulis

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lukisan di Ruang Tamu

14 Juli 2018   04:38 Diperbarui: 14 Juli 2018   04:48 1427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : J. Haryadi

Kakek terjatuh dari kursi yang sedang dipanjatnya. Sepertinya kakek ingin menurunkan lukisan itu. Namun beliau hilang keseimbangan. Kursinya terguling, dan beliau terantuk sudutnya. Darah di kepalanya mulai mengering saat kami menemukan jasadnya. Tangan kakek memeluk erat lukisan itu. Lukisan yang selalu menjadi akar pertengkaran kakek dan ayah.

--------------------

Duka masih menggelayut di wajah ayah, tetapi wajahnya berubah penuh benci saat melihat lukisan itu. Sudut bingkainya rusak, rupanya terbentur saat kakek jatuh dari kursi. Secepat kilat, ayah mengambil lukisan yang kini teronggok di sudut sofa.

BRAAAKKK!!!

"Ayah...?" Aku terkejut

"Buang lukisan ini! Bakar! Ia telah merenggut Ibu dan Ayahku" Suara ayah melengking, tak biasanya.

Aku memahami. Mungkin ini akibat duka kehilangan ayahnya, kakekku. Kupungut lukisan itu, membawanya ke gudang. Sebab rasanya berat sekali membuang lukisan kesayangan Kakek.

Bingkai lukisan itu kini rusak. Kanvasnya nyaris lepas. Saat hendak menaruh lukisan itu di sudut gudang, dua helai kertas meluncur dari balik bingkainya. Aku membungkuk memungut kertas itu. Sebuah surat.

---------------------

Inah istriku,

Maafkan suamimu ini. Aku telah mengingkari janjiku padamu. Aku gagal mempertahankan gubuk itu. Tempat yang sangat engkau cintai. Aku khilaf, membuat kita, kehilangan gubuk itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun