Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tragedi Mei 98, yang Lain Lari, Aku Malah Masuk Gelanggang

16 Mei 2019   08:42 Diperbarui: 16 Mei 2019   08:48 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
peringatan mei98 oleh mahasiswa trisakti (doc:pribadi)

Saat itu aku lihat ada truk Brimob berjaga-jaga, akhirnya aku menghampiri komandannya dan minta tolong  untuk parkir di depan kantorku yang langsung diiyakan. Setelah truk Brimob parkir di depan kantor, kami bergegas mengambil uang itu yang kemudian dibawa dalam tas oleh satpam dan supirku dengan mengendarai motor kantor serta membawa sepucuk senjata laras panjang menuju ke rumah Ms. Panic. 

Kami sendiri kembali ke rumah Ms. Panic dengan berjalan kaki. Sesampainya disana kami sepakat uang dan senjata ditinggal di rumah Ms. Panic yang akhirnya ditaruh di bawah ranjang Ms. Panic.

doc: DW               
            googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
doc: DW googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});

Perjuanganku belum berakhir...aku masih harus pulang sendiri dengan mengendarai mobil. Awalnya aku memutuskan lewat jalan Bangka, tak tahunya banyak orang berseliweran membawa barang jarahan dari Hero Supermarket.

 Uniknya mereka masih berbaik hati menyuruhku berputar balik bahkan sempat membantu memarkirkan berhubung jalannya yang sempit. 

Habis itu aku memilih untuk melewati Jalan Sudirman untuk selanjutnya memasuki jalan tol Semanggi. Merinding banget lihat jalanan Sudirman Semanggi saat itu. Tidak ada kendaraan umum melintas, kendaraan pribadipun hanya beberapa. 

Papan sign board bergantungan di jembatan penyebrangan. Beberapa orang pulang kantor terpaksa jalan kaki, satu persatu diangkut truk militer yang melintas. 

Menyetir harus hati-hati ada beberapa benda terbakar di tengah jalan, aku bebas memasuki tol karena penjaga tol sudah kabur dan posnyapun hancur lebur. Sepanjang jalan mobilku berdesis....sebenarnya aku panik banget, dalam hati aku merapalkan doa kepadaNya.

Akhirnya sampai juga di rumah dan ternyata desis itu dari ban yang bocor melindas benda panas. Aku belum bisa istirahat, langsung melapor ke Regional Manager. Beberapa saat setelah pembicaraan berakhir, RM ku telpon lagi; hasil koordinasi dengan Direksi...uang itu akan diambil untuk biaya pengamanan seluruh cabang Bank.

Beberapa hari kemudian setelah situasi aman- aku, RMku dan dua direksi mengunjungi kantorku. Mereka langsung mengatur perbaikan dan bak keajaiban tangan Midas hanya dalam waktu tiga hari- Jumat, Sabtu, Minggu pasukan yang diturunkan berhasil memperbaiki dan memperindah kantorku.  Bener-benar ajaib karena di kantorku yang berbentuk ruko itu - teller yang tadinya di lantai bawah jadi naik ke atas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun