Artikel ke 42
Diskusi di ruangan dekan Prof DR Mohd Ali Hassan,S.M.S dari University Putra Malaysia, Departement of Bioprocess Technology Faculty of Biotechnology and Biomolecular Sciences .
Pada tanggal 29 Oktober 4 hari lalu saya diundang bertemu dengan Prof Ali, ini pertemuan ke 2 saya, dimana beliau sangat tertarik untuk melakukan penelitian bersama mengenai inovasi bioteknologi tetes yang saya kembangkan, Prof Ali menilai penemuan inovasi saya original, belum pernah didengar, atau belum ada yang kembangkan , suatu produk yang aplikasinya tetes tapi hasilnya luar biasa.
Beliau adalah peneliti senior yang mengepalai bidang Environmental Biotechnology Research Group, yang banyak melakukan penelitian bioteknologi dengan Universitas di Jepang, sehingga diskusinya sangat nyambung, beliau sangat mengapresiasi inovasi penemuan Daging Ayam bebas kolesterol, tinggi Protein sampai 29 % ( protein ikan salmon saja hanya 21 % ) , kaya akan Omega 9, bebas antibiotic ( kebetulan di Malaysia sedang ramai diberitakan tentang kandungan antibiotic pada daging ayam ) sehingga diskusinya menjadi hangat.
Beliau berpendapat, saya adalah inovator yang unik, berpikir diluar kebiasaan, penemuannya sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan orang banyak, dan hasilnya terbukti menjadi makanan sehat, dan beliau tertarik untuk membuat beberapa penelitian bersama, antara lain penelitian di bidang agroindustry, peternakan dan perikanan, sehingga semua inovasi saya bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Saya jadi teringat minggu lalu sempat bersaksi di Gereja di Bali, dan setelah bersaksi soal penemuan saya, motivator dari Jakarta Bp Paulus Bambang yang saat itu menjadi pembawa renungan , tertarik dan mengajak saya menjadi nara sumber pada acara motivasi setelah jam ibadah selesai, beliau mengatakan pola pikir saya sebagai inovator selalu berpikir diluar kebiasaan, kalau engga mau tensi naik, engga mau asam urat naik, engga mau bau prengus, ya jangan makan daging kambing, eh oleh seorang inovator di buat inovasi bioteknologi yang bisa membuat daging kambing yang bebas koleterol, tinggi protein dan bebas bau prengus, sehingga makan daging kambing menjadi menyenangkan, beliau mengakui bahwa inovasi ini belum pernah di dengar dan sangat unik, bila usaha itu unik, tinggal menunggu waktu pasti bisa berhasil.
Tidak percuma saya menjadi inovator hampir 20 tahun, saya bahagia inovasi saya diminati dan dihargai ilmuwan beberapa Negara di Asean, sementara di saat yang sama saya merasa  sedih karena saya harus berjuang untuk bisa bebas berinovasi di Negara sendiri, harus berjuang meneliti sendiri, semua harus dikerjakan sendiri, tapi itu adalah proses hidup inovator yang berjuang sampai inovasinya bisa menjadi tuan rumah dinegaranya sendiri, saya tetap berjuang menciptakan Mujizat dalam hidup saya, never ever give up.
Dengan pengakuan yang saya dapatkan, maka saya yakin apa yang saya kerjakan sudah tepat, tinggal menunggu waktu dan orang yang tepat, maka inovasi ini akan menjadi berkat buat keluarga saya dan berkat bagi banyak orang.
Â
Inovasi membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin
