Bertengkar boleh saja selama tidak ada jambak-jambakan, aduk jodos, atau pukul memukul ke anggota tubuh lawan yg sedang bertengkar. Tapi yg namanya bertengkar sepertinya kurang afdol kalau tidak ada adu fisik. eh, Pertengkaran kan biasanya didasari sama hawa nafsu. Kalau tidak adu fisik, saling memukul dan sebagainya atau paling banter adu mulut satu sama lain dengan masing masing pihak selalu merasa benar. Kalau begini, ego yg paling berperan dalam sebuah pertengkaran.
Kalau pun terjadi permasalahan, kemudian kedua pihak merasa tak punya solusi baik, ya pertengkaran yg jadi last away nya.
Saya sering melihat pertengkaran. Selain, pertengkaran orang tua yg serasa masih aib keluaga, saya sering melihat pertengakaran yg dilakuan di tempat umum. Ya, pertengkaran seperti ini selain merugikan antara orang yg bertengkar, juga merugikan orang lain. Merasa terganggu dengan ocehan mereka, bahkan tidak jarang yang sampai merusak fasilitas umum.
Tapi kejadian yg pernah saya alami beberapa waktu ini adalah pertengkaran antara operator warnet (sekaligua pemilik warnet) dengan istrinya.
Â
Jadi isi konfliknya saya tidak mengerti. Yg pasti awalnya sang suami (operator warnet) sedang stand by didepan monitor operator. Kemudiang sang istri datang dari luar dengan wajah bete. Menghampiri suaminya, lalu dimulai lah adu mulut. Sang istri naik darah duluan, lalu memulai dengan suntrungan pukulan ke arah suami hingga terjatuh. Suami tak terima, lalu menarik tangan sang istri sampai hampir terjatuh. Selanjutnya, saya tidak melihat kronologis pertengkaran itu.
Dibalik bilik warnet saya hanya mendengar suara suara pertengkaran itu. Tak lama, ada suara botol minuman yg terjatuh, lalu saya mendengar suara orang terjatuh mengenai bilik warnet yg saya tempati. Terhenyaklah saya. Kaget suara apakah gerangan. Ternyata (mungkin) sang suami mendorong sang istri hingga terjatuh ke bilik yg sedang saya tempati itu.
Lalu saya melihat beberapa anak yg baru masuk ke warnet itu berhamburan keluar melihat pertengkaran itu.
Sang istri kemudian keluar. Dengan membanting pintu warnet dengan keras. Sang suamin dipintu kembali dengan ocehannya kemudian duduk anteng kembali di kursi operator. Masih dengan wajah bete sambil melayani beberapa orang yg baru saja keluar dari bilik warnet dan membayar jasa warnetnya.
Setelah dibuat shock oleh pertengkaran operator warnet dengan istrinya, konsentrasi saya yang sedang asik browsing jadi hilang fokus.
Saya segera keluar dari warnet dan membayar ke operatornya.
Jadi ya kalau mau bertengkar dipikir dipikir dulu. Kalaupun pertengkaran jadi jalan akhir, ya setidaknya jangan ditempat "umum". Terlebih tempat umum ini adalah tempat mata pencarian. Orang orang yg mau menggunakan jasa warnet jadi terganggu dan risih dengan pertengkaran ini. Sekali dua kali kejadian ini terulang, tidak akan berpengaruh besar sama usaha warnet yg dijalani. Tapi kalau keseringan? Bisa bisa semua pelanggan warnet berpikir dua kali buat menggunakan jasa warnet nya.