Mohon tunggu...
ANDI FIRMANSYAH
ANDI FIRMANSYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Hanya Seorang Marhaen yang menyenangi bidang Geopolitik, Sejarah dan Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jangan Rusak Suasana Tempat Umum Kita

14 April 2024   21:10 Diperbarui: 18 April 2024   16:49 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Suasana di mal. (Sumber: Pixabay/Stevepb via kompas.com)

Secara umum, saya adalah orang yang sangat toleran. Cenderung memberikan kelonggaran kepada orang-orang yang bertindak berbeda atau berperilaku memalukan. 

Saya telah bergaul dan bekerja dengan cukup banyak orang yang aneh, kasar dan suka menyinggung perasaan orang lain.

Meski begitu, di usia saya sekarang ini, saya mungkin menjadi lebih konservatif secara sosial. Sensitivitas saya menjadi lebih rapuh. Saya sekarang merasa jijik dan membatasi perilaku tidak sopan.

Dalam salah satu kunjungan ke mal, saya kebetulan melihat seorang pria berusia akhir 20-an dengan nyaman menempati salah satu bangku. Dia benar-benar terpaku pada ponselnya, mungkin sedang bermain video game, tidak menyadari segala sesuatu di sekitarnya. 

Semua bangku lainnya sudah terisi tetapi bangkunya memiliki ruang yang cukup untuk diduduki orang lain. Mengapa tidak ada seorang pun yang mau duduk di sampingnya? Alasannya: kedua kakinya berada di atas bangku.

Laki-laki itu memiliki rambut yang tidak terawat dan mengenakan kemeja longgar tanpa lengan yang tidak pas dan lebih mirip kaos dalam dengan celana pendek pantai. 

Mirip orang yang baru saja bangun dari tempat tidurnya dan langsung pergi ke mall bahkan mungkin belum sempat menyikat gigi dan memakai deodoran.

Sambil menatap pria itu, saya berkata dalam hati: "Kasihan pria malang itu."

Sebelum Anda mengatakan ini hanyalah insiden kecil saja, saya pernah melihat beberapa orang, bahkan wanita, biasanya di tempat makan umum seperti warung, mereka meletakkan kaki mereka di kursi karena kebiasaan sambil makan dengan santai seolah-olah mereka berada di ruang makan di rumah mereka.

Bagaimana dengan mereka yang batuk berdahak-dahak kemudian menghirup lendirnya atau mengupil, menyeruput minuman ringannya dengan keras atau bersendawa dengan keras bahkan ketika ada orang lain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun