Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akrobat Politik, Sesi Pembuka Jokowi Ma'ruf

31 Oktober 2019   11:45 Diperbarui: 31 Oktober 2019   12:53 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Digunakan untuk mengayomi dan memberi kemudahan kepada rakyat. Menjawab satu per satu permasalahan yang dialami rakyat. Jangan berdiam diri. Selaku pelayan publik, pemerintah sejatinya melayani. 

Penyelesaian masalah bangsa memang perlu dimulai dari hulu. Sampai hilir dicicil perlahan penyelesaian masalah. Stop menerapkan program tambal sulam, karena problem yang diderita rakyat kian bertambah. Penyelesaian masalah kurang tepat sasaran, sulit selesainya. 

Pemerintah harus cepat dan tepat hadir memberi solusi. Kemudian sungguh-sungguh menjawab keluh-kesah rakyat. Akrobat politik yang dipertontonkan elit pemerintah dan elit parpol sebetulnya hanya tipuan. 

Ramai-ramai media dipergilirkan untuk membuat framing misalkan, akhirnya rakyat terkecoh. Barulah kemudian, target pemerintah menjalankan proyek tertentu dijalankan. Panggung politik yang melebihkan tontonan sensasional kita harapkan dikurangi. 

Kalau pemerintah membesar-besarkan soal pemberantasan radikalisme. Lalu berhasil memalingkan perhatian publik dari naiknya harga BPJS dan kebijakan yang membebankan rakyat lainnya diputuskan, itu tandanya pemerintah kita masih licik. 

Pemerintah masih mempertahankan cara tipu-tipu pada rakyat sendiri. Akrobat politik hanya menguras waktu pemerintah, karena serapi dan sebaik apapun yang disimpan. Namanya 'bangkai' atau bau, akan tercium juga dan diketahui rakyat. 

Harus lebih transparan pemerintah kita dalam mengelola Negara Indonesia yang besar ini. Jangan semua kebijakan besar, serba rahasia dan diam-diam dilakukan. Setelah ada resistensi publik barulah pemerintah menyalahkan lagi rakyat. Hal tersebut, tentu sangat tidak terpuji. 

Ini sesi awal, dari cerita kepemimpinan Jokowi Ma'ruf yang tentu bakal bersambung. Awal yang baik, umumnya menghasilkan akhir yang baik. Tapi, bila sesuatu yang awalnya buruk, membawa kecewa. Maka kita tinggal menantikan ending yang menegangkan. 

Tentu sampai akhir periode Jokowi Ma'ruf kita tidak mengharapkan tontonan perilaku kepemimpinan yang bermental budak. Biarlah Jokowi sebagai pioneer dalam menentukan kemana arah Bangsa Indonesia. Bukan sekedar mendengar intervensi dan dikte dari pihak lain. 

Kita tidak sekedar menanti kemahiran kata-kata dan apalogi pemerintah. Berhentilah bermain akrobat politik. Yang diinginkan rakyat ialah kerja penuh ketulusan membang Indonesia. Benar-benar memiliki niat baik memajukan Indonesia. [*]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun